(kuteguk secangkir rindu dengan agak malu-malu)
Biduk
1 suatu hari aku menghadiahi kapal mainan berbahagialah anakku pertama karena memiliki teman bercanda
kapal itu, kataku tidak akan berangkat tanpa keyakinan
2 istriku meragukan makna keceriaan anakku kedua karena ia tertawa setelah kapal mainan jatuh terlempar
aku ragu, kata istriku apakah tiang layar tak bisa patah?
3 segera kusembunyikan kapal mainan sengaja aku ingin menggoda agar kedua anakku marah dan istriku masam-masam cuka
hai, kataku siapkan pelampung
4 kupikir aku seorang pelaut dengan membeli kapal mainan dan membincangkan laut
tanpa ombak, kataku laut bukan laut