habiba, kucuri senyum kecilmu dari dalam keseronokan rumah yang mengunci sejarah dan mengemas dongeng sebelum tidur saat itu aku masih sering melucu mengangankan pintu kan mengurungku
habiba, aku telah meraba jendela saat kuhirup aroma bibir mempelai yang mengingatkanku pada hujan yang tak mungkin bisa ditahan
habiba, barangkali delik matamu tepat menghunjam di jantung sufiku tapi sempatkah kaukenal sederhananya angan pencuri?
Habiba dan Pencuri (2)
kau mengingatkanku pada mimpi yang urung kutafsirkan kemarin malam
begitulah, setiap kuselidik bibirmu dengan lukisan tipis dari air ilmu aku tergetar untuk memungut kembali khasanah nafsu yang pernah kusimpan di guci waktu
Sketsa Gempa Sketsa Keluarga (1)
zaujati, inikah rumah kita? dinding batu runtuh meja tamu tak lagi utuh
inikah ranjang yang kemarin? hilang tanda rindu berpagut
Sketsa Gempa Sketsa Keluarga (2)