Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puisi-puisi Amien Wangsitalaja

Kompas.com - 06/10/2010, 03:31 WIB

makinlah rinduku pada laut manakala kauceritakan gesekan lempeng bumi dan ombak kasihmu saat itu aku terbiasa bermain buih di pantai yang asin

“aku menelan ikan kubuat tersesat di lubuk gelap” senyummu menyelesaikan cerita antara terpejam mata

lalu kurasa keringat tetes, meresap ke tanah yang bergetar ke episentrum

“besok lagi jangan lupa menjenguk laut”

Rumah

kurasakan hangat dadamu hangat dada fatimah karena kisahku menyerupai bocah yang berlumuran darah melintasi gurun menyeberangi fitnah

o, sapukan nafasmu segairah nafas ummil bathul karena aku tak ingin tersungkur seperti ‘ali, sehabis sahur

mari bersaksi akulah syahid engkau syahidah tanpa ditikam belati tanpa luka hati

dan kita menjadi tuan dan puan bagi sejarah melahirkan bocah-bocah tanpa racun tanpa tombak tanpa pedang tanpa segurat lelah

Di Lantai Ulin

Halaman Berikutnya
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com