JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan keprihatinannya atas isu hubungan kekerabatan antara dirinya dengan salah satu calon Kepala Polri. Presiden membantah kebenaran isu tersebut. "Saya prihatin, beberapa hari ini, dinamika di lingkungan masyarakat tentang rencana penggantian kapolri yang menurut saya tidak tepat. Saya bersyukur saat pencalonan panglima TNI semua hormati proses dan tidak ada manuver apa pun yang timbulkan kesan dan isyarat keliru pada masyarakat," kata Presiden dalam keterangan pers yang berlangsung di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (29/9/2010).
Kepala Negara mengatakan pemilihan kepala Polri hendaknya tidak diwarnai dengan pemasangan spanduk, sms maupun unjuk rasa yang di luar kepatutan bahkan disertai berita yang tidak benar. Salah satunya, isu mengenai hubungan kekerabatan dengan salah satu calon kepala Polri.
"Itu tidak benar, salah satu calon kerabat famili atau kerabat saya, tidak ada hubungan apa pun, tidak baik politik seperti ini karena menganggu sistem. Jangan ditarik ke ranah politik, ini amanah reformasi," tegas Kepala Negara.
Sementara itu, Presiden mengatakan akan menempuh cara sesuai dengan Undang-Undang sama seperti pencalonan panglima TNI dan Jaksa Agung terkait penyampaian nama calon kepala Polri ke DPR. Kepala Negara memastikan akan menyampaikan nama calon ke DPR awal Oktober mendatang.
"Saya tempuh cara seperti itu. Kapolri kirimkan sejumlah nama pejabat yang baik, Kompolnas juga sudah kirimkan nama . Dengan demikian disitulah saya memilih untuk diajukan ke DPR yang saya anggap tepat (menjadi-red) kapolri periode mendatang," kata Presiden. Sejumlah nama yang beredar untuk menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Bambang Hendarso Danuri, antara lain Komjen Pol. Imam Sudjarwo dan Komjen Pol. Nanan Sukarna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.