Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokumen L/C Misbakhun Tak Mungkin Palsu

Kompas.com - 17/04/2010, 19:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dokumen yang dipakai Mukhamad Misbakhun melalui PT Selalang Prima Internasional untuk mengajukan letter of credit atau L/C kepada Bank Century tidak mungkin palsu.

Hal itu dikatakan pengacara Miskakhun, Luhut Simanjuntak di Jakarta, Sabtu (17/4/2010). Luhut mengatakan, jika dokumen itu palsu maka tidak mungkin ada restrukturisasi kredit oleh Bank Mutiara (dulu Bank Century).

"Bank Mutiara kan dimiliki oleh Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS. LPS itu milik negara. Sebagai bank milik negara, tidak mungkin Bank Mutiara mau merestukturisasi pinjaman jika dokumen L/C palsu," katanya.

Menurut dia, status tersangka Misbakhun, politisi Partai Keadilan Sejahtera, karena pemalsuan dokumen dalam pengajuan L/C tidak masuk akal karena Bank Mutiara sendiri tidak mempermasalahkan dokumen itu.

Bahkan, Bank Mutiara dan PT SPI telah menyetujui restrukturisasi kredit pada Oktober 2009.

PT SLI lalu membayar cicilan pinjaman pada Desember 2009, Januari, Februari dan Maret 2010 sehingga jumlah kredit telah berkurang dari 22,5 juta dolar AS menjadi 16 juta dolar AS.

"Sisa kewajiban akan terus dibayar sesuai jadwal dan pembayaran cicilan itu dilakukan dengan cara pendebetan langsung dari PT SPI ke Bank Mutiara," ujar Simanjuntak.

Terkait dengan penundaan pemeriksaan, ia mengatakan, Misbakhun telah meminta Polri agar pemeriksaan sebagai saksi diundur menjadi 21 April 2010 dan sebagai tersangka pada 26 April 2010.

Permintaan penundaan itu dilakukan karena Misbakhun, menurut
dia, telah memiliki agenda yang sudah terjadwal sebagai anggota DPR.

Ia membantah pernyataan dari Direktur II Badan Reserse Kriminal Polri Brigjen Raja Erizman yang mengaku belum menerima surat permintaan penundaan pemeriksaan Misbakhun.

"Surat itu sudah diterima piket Bareskrim pada 15 April 2010
pukul 20.15 WIB. Ada tanda terima lengkap dengan stempel resmi. Kalau Direktur II mengaku belum menerima, ya itu urusan internal mereka," katanya.

Polri menjadikan Misbakhun sebagai tersangka pemalsuan dokumen dalam pengajuan L/C itu.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah memberikan ijin pemeriksaan bagi anggota DPR asal Pasuruan, Jawa Timur itu.

Dalam kasus ini, Polri juga telah menahan Direktur PT SPI Frenky Ongko Wardoyo.

Misbakhun dan Frengky diduga membuat kontrak bisnis setelah L/C dari Bank Century cair.

"Seharusnya, kontrak bisnis dibuat sebelum mengajukan L/C tapi mereka membuatnya setelah L/C cair. Ini kan pemalsuan dokumen," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Edward Aritonang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com