Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembahasan RUU RN Masih Fokus soal Definisi

Kompas.com - 19/08/2009, 21:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga hari kedua rapat intensif di Wisma DPR di Kopo, Puncak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, baik pemerintah maupun sejumlah fraksi yang tergabung dalam Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang Rahasia Negara masih mencari kesepakatan soal definisi dan jenis rahasia negara. Kedua isu itu termasuk salah satu persoalan dalam daftar inventarisasi masalah (DIM) RUU Rahasia Negara, yang disepakati untuk dibahas di tingkat panja. Panja RUU Rahasia Negara terdiri dari sejumlah perwakilan fraksi di Komisi I dan pemerintah.

Hal itu disampaikan anggota Panja RUU Rahasia Negara dari Fraksi PDI-P, Andreas Pareira, Rabu (19/8), saat dihubungi per telepon di sela-sela proses pembahasan. Perbedaan pendapat yang muncul tentang itu menurutnya telah menciptakan dua kubu. Dua fraksi, seperti PDI-P dan PKS, sepakat, definisi rahasia negara hanya terbatas pada informasi, yang nantinya bisa terkait informasi tentang benda atau kegiatan. "Sementara itu, fraksi lainnya dan pemerintah tetap bertahan, rahasia negara melingkupi tiga hal, informasi, benda, dan kegiatan," ujar Andreas.

Seperti diwartakan, proses pembahasan RUU Rahasia Negara digelar di Puncak secara intensif (konsinyering) selama tiga hari, 18-20 Agustus 2009. Hal itu dilakukan dengan alasan agar lebih mengintensifkan proses pembahasannya. Rapat kemudian diputuskan berlangsung terbuka. Dari data yang dimiliki Kompas, jumlah DIM yang masuk ke Panja RUU Rahasia Negara sebanyak 81 poin. Sementara itu, total DIM yang ada sebanyak 286 poin. Sebagian besar telah disepakati tuntas dibahas dalam proses rapat kerja antara Komisi I dan pemerintah. Proses pembahasan di tingkat pansus dinyatakan tuntas pada 25 Juni lalu.

Keberadaan RUU Rahasia Negara versi Departemen Pertahanan yang tengah dibahas sekarang memicu kontroversi dan mengundang penolakan dari kalangan masyarakat sipil. Hal itu lantaran dalam sejumlah pasalnya, RUU Rahasia Negara diyakini berpotensi mengganggu kelanjutan upaya penegakan hak asasi manusia, pemberantasan korupsi, kebebasan pers, dan pembentukan pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab.

Dalam dua hari pembahasan oleh panja sekarang ini, baru dua DIM disepakati selesai dibahas, terkait pengelola dan pembuat rahasia negara (DIM ke-25 dan ke-26). "Sedangkan terkait definisi rahasia negara, bukan tidak mungkin kalau masih mentok bisa diputuskan untuk dibahas kembali di tingkat panitia khusus," ujar Andreas.

Sejak awal, tambah Andreas, panja sebetulnya telah berupaya menyelesaikan terlebih dahulu pembahasan sejumlah DIM, yang dianggap relatif lebih mudah. Akan tetapi, hal itu ternyata sulit dilakukan mengingat semua DIM akan terkait dan mengacu pada masalah esensial, definisi dari rahasia negara sendiri.

Sementara itu, saat dihubungi terpisah, Koordinator Program dan Advokasi Institut Studi Arus Informasi (ISAI) Ahmad Faisol, yang juga datang ke lokasi pembahasan menyatakan, pihaknya mengapresiasi kesungguhan legislatif dalam membahas DIM-DIM tersebut, terutama terhadap Fraksi PDI-P dan Fraksi PKS. "Kalau tadi melihat prosesnya, pembahasan soal definisi rahasia negara saja berjalan alot. Kami apresiasi hal itu menunjukkan setidaknya proses pembahasan tidak dilakukan terburu-buru, dipaksakan, apalagi seperti dikejar target. Namun ya, tetap kita harus terus memantau proses pembahasan selanjutnya," ujar Faisol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com