JAKARTA, KOMPAS.com — Hasil quick count Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan pasangan SBY-Boediono unggul telak dalam pemilu presiden Rabu (8/7).
Menurut perhitungan LSI, SBY-Boediono meraih suara sebesar 60,17 persen suara. Tepat di bawahnya, pasangan Mega-Prabowo mendapatkan 27,27 persen suara. Terakhir, pasangan JK-Wiranto yang meraih 12,55 persen suara. SBY-Boediono juga menguasai 70 persen populasi di 7 provinsi terbesar di Indonesia.
Dengan angka-angka tersebut, Direktur Eksekutif LSI Denny JA, PhD, memastikan SBY-Boediono memenuhi syarat untuk memenangi pilpres dalam satu putaran saja, yakni memiliki perolehan suara lebih dari 50 persen dan menguasai 20 persen dari minimal 17 provinsi.
Penghitungan cepat LSI ini dilakukan di 2.000 TPS di 33 provinsi di Indonesia menggunakan teknik multistage random sampling dengan margin of error sekitar 1 persen.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Denny juga memaparkan enam alasan mengapa SBY-Boediono memenangi pilpres dalam satu putaran saja. Menurut survei LSI, pasangan bernomor urut dua ini sudah sangat kuat sebelum masa kampanye dimulai, yakni sebesar 63,1 persen.
"Yang kedua, selama satu bulan putaran kampanye memang berhasil menurunkan perolehan SBY dan menaikkan posisi Jusuf Kalla. Akan tetapi, itu tidak cukup signifikan untuk menuju pilpres dua putaran," kata Denny.
Selanjutnya, menurut Denny, mayoritas personality SBY sangat disukai publik, yakni dikenal dan dianggap pantas sebagai pemimpin.
"Yang keempat, survei kami menunjukkan bahwa umumnya publik puas dengan kondisi hidupnya saat ini. Hal inilah yang menjadi keuntungan SBY sebagai incumbent," ungkap Denny.
Alasan yang kelima, Denny mengatakan, publik sangat puas dengan kinerja SBY sebagai presiden selama ini.
Terakhir, hasil survei LSI menunjukkan bahwa mayoritas publik memang sangat menginginkan pilpres berlangsung dalam satu putaran saja.
"Proyeksi kami sangat jelas, pasangan SBY dan Boediono akan memenangkan pilpres satu putaran dan menjadi pasangan presiden-wakil presiden terpilih 2009-2014," kata Denny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.