JAKARTA, MINGGU - Mantan Presiden (86) meninggal dunia pada Hari Minggu (27/1) pada pkl. 13.10 WIB setelah dirawat selama kurang lebih dua minggu lebih di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan.
Presiden kedua Indonesia ini masuk RSPP pada 4 Januari lalu akibat menderita anemia dan edema (pembengkakan di hampir seluruh tubuh).
Soeharto mulai dipercaya untuk memerintah republik ini setelah sebelumnya berhasil meredakan situasi kacau akibat peristiwa yang disebut dengan gerakan 30 September di tahun 1966.
Sebuah sesi penting dari sidang Majelis Persyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) pada Bulan Maret 1967 memutuskan dan menunjuk Soeharto sebagai presiden. Maret 1968, MPRS melantik Soeharto sebagai presiden.
Soeharto lahir di Desa Kemusuk, Yogyakarta, pada tanggal 8 Juni, 1921, dan memerintah negeri ini selama 32 tahun lewat enam kali pemilihan umum.
Antara tahun 1960 dan 1965, ekonomi nasional bertumbuh dengan rata-rata 2,1 persen per tahun. Rata-rata inflasi lebih dari 250 persen di tahun 1961-1965 dan menaik hingga 650 persen di tahun 1966.
Setelah stabilitasi dan rehabilitasi yang dibangun orde baru dari tahun 1966 hingga 1968, pertumbuhan ekonomi mencapai rata-rata enam persen.
Di tahun 1969, mulailah Soeharto mewujudkan gagasannya untuk meningkatkan status Indonesia lewat program pembangunan berjangka lima tahun yang dikenal sebagai Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun).
Pada awal Repelita I, pendapatan per kapita Indonesia baru US$70 dan termasuk sebagai salah satu negara termiskin di dunia.
Sekitar tiga dekade kemudian, pendapatan per kapita negara menaik menjadi US$1,155 dan status Indonesia berubah lebih baik menjadi negara berkembang. Ekonomi Indonesia bertumbuh secara meyakinkan dengan rata-rata pertumbuhan 7 hingga 8 persen setiap tahun selama periode 25 tahun.