Ia menegaskan hal itu sudah menjadi kesepakatan bersama dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
“Kita akan membahas untuk mencari konsensus di antara teman-teman koalisi, siapa yang paling layak diusung oleh Koalisi Indonesia Bersatu sebagai capres dan cawapres,” tutur Eddy pada Kompas.com, Jumat (29/7/2022).
Eddy mengugkapkan, PAN masih fokus mengumpulkan aspirasi dari kader di seluruh Indonesia terkait figur calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) melalui rakerda dan rakerwil.
Figur-figur yang diusulkan oleh akar rumput itu akan dibahas dan diumumkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN akhir Agustus.
“Nanti pada 26-28 Agustus, kita akan melaksanakan rakernas. Kita akan umumkan nama-nama capres-cawapres dari PAN,” ungkapnya.
Eddy menjelaskan, dalam KIB, ketiga parpol memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Maka, tidak ada salah satu parpol dalam koalisi tersebut yang secara otomatis mendapat hak istimewa untuk mengusung capres.
“Kita sudah sepakat untuk melaksanakan semua keputusan strategis itu secara kolektif kolegial. Semua setara dari aspek kepartaian,” imbuhnya.
Diketahui KIB merupakan koalisi antar partai politik (parpol) pertama yang terbentuk untuk menghadapi kontestasi Pemilu 2024.
Koalisi ini dibentuk setelah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa mengadakan pertemuan 12 Mei 2022.
Kerja sama ketiga parpol itu kian serius setelah penandatanganan nota kesepahaman pada 4 Juni 2022.
Hingga kini KIB belum menentukan siapa figur capres yang bakal diusungnya.
Ketiga parpol nampaknya masih kekeh untuk mengajukan ketua umumnya masing-masing sebagai figur capres KIB.
Adapun KIB telah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden yang menyaratkan 20 persen kursi di Parlemen atau setara dengan 115 kursi. Jika ditotal, saat ini gabungan ketiganya menguasai 158 kursi DPR RI.
https://nasional.kompas.com/read/2022/07/29/17582741/soal-pencapresan-kib-pan-dibahas-dalam-konsensus-siapa-paling-layak