Putra mengatakan, meninggalnya Sabam Sirait menjadi momentum untuk berkomitmen dalam meneguhkan nasionalisme bangsa Indonesia.
"Bukan hanya kehilangan, ini menjadi komitmen bersama melanjutkan perjuangan beliau. Bukan hanya kehilangan dan jadi komitmen meneguhkan nasionalisme kita," ujar Putra yang juga menantu Sabam Sirat, melalui sambungan telepon, Kamis (30/9/2021).
Putra mengatakan, Sabam Sirait merupakan salah satu tokoh demokrasi yang sangat mencintai Indonesia.
Selama hidupnya, Putra menuturkan, Sabam Sirait telah banyak menelurkan pemikiran dan perjuangan bagi bangsa Indonesia, terutama terhadap orang-orang miskin dan mereka yang termarjinalkan.
"Pemikiran beliau sudah banyak sekali dirasakan banyak kalangan," ujar Putra.
Sebelumnya diberitakan, Sabam Sirait meninggal dunia di RS Karawaci, Tangerang, Banten, Rabu (29/9/2021), sekitar pukul 22.37 WIB.
Politikus senior yang sebelumnya berkiprah di PDI-P tersebut meninggal di usia 85 tahun. Sabam Sirait lahir di Pulau Simardan, 13 Oktober 1936.
Ia mengawali karier dari Partai Kristen Indonesia (Parkindo) yang kemudian menjadi Sekretaris Jenderal Parkindo periode 1967-1973.
Saat kebijakan fusi partai politik menjadi tiga di era Orde Baru, Sabam turut membidani pembentukan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menandatangani deklarasi pembentukan PDI pada 10 Januari 1973.
Ia sempat menjadi Sekjen PDI selama tiga periode, yakni periode 1973-1976, periode 1976-1981, dan periode 1981-1986.
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/30/10194281/mengenang-sabam-sirait-dan-komitmennya-meneguhkan-nasionalisme