"Mayoritas mengatakan kondisi ekonomi mereka lebih buruk," kata Peneliti CSIS Edbert Gani Suryahudaya saat memaparkan survei secara virtual, Kamis (18/2/2021).
Sementara itu, 66 persen responden di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga mengalami kondisi ekonomi lebih buruk.
Kemudian, sebanyak 47 persen responden di DKI Jakarta memperkirakan kondisi ekonomi mereka akan sama seperti tahun lalu.
Terakhir, terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) selama pandemi Covid-19 menunjukkan sebanyak 8,5 persen menjawab pernah mengalami PHK.
Sementara itu, sebanyak 4,5 persen warga di DI Yogyakarta pernah mengalami PHK.
Menurut Gani, jika disandingkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, tingkat pengangguran terbuka di DKI Jakarta mengalami kenaikan dari 6,54 persen (Agustus 2019) menjadi 10,95 persen (Agustus 2020).
Adapun Survei CSIS dilakukan pada 13-18 Januari 2021.
Populasi survei ini adalah seluruh penduduk di dua provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta yang telah berusia 17 tahun ke atas dan sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel sepenuhnya dilakukan secara acak menggunakan sistem multistage random sampling dengan mempertimbangkan dua aspek, yakni proporsi antara jumlah sample dan jumlah penduduk di setiap provinsi dan proporsi sample berjenis perempuan dan laki laki.
Total sampel sebesar 800. Pada setiap provinsi dipilih secara acak 400 orang sampel.
https://nasional.kompas.com/read/2021/02/18/17432131/survei-csis-713-persen-responden-warga-dki-alami-perburukan-ekonomi-saat