“Ahli yang diperiksa adalah Irvan Rahardjo dari Badan Mediasi dan Arbitase Asuransi Indonesia yang merupakan ahli di bidang asuransi,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Hari Setiyono melalui keterangan tertulis, Rabu.
Selain saksi ahli, penyidik meminta keterangan enam orang saksi lainnya.
Salah satu saksi merupakan petinggi perusahaan berpelat merah tersebut yaitu Rianto Ahmadi selaku Direktur Teknik PT Asuransi Jiwasraya.
Hari mengatakan, pemeriksaan para saksi tersebut juga dalam rangka melengkapi berkas perkara tiga tersangka kasus Jiwasraya yang dikembalikan ke penyidik.
“Atau terdapat hal-hal yang perlu ditanyakan kembali berdasarkan petunjuk Penuntut Umum pada Direktorat Penuntutan JAM Pidsus Kejagung RI,” tuturnya.
Sebelumnya, berkas untuk tiga tersangka kasus Jiwasraya dikembalikan oleh jaksa penuntut umum ke penyidik karena dinilai belum lengkap.
Ketiga tersangka yaitu, mantan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya Harry Prasetyo; mantan Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya, Hendrisman Rahim; dan mantan Kepala Divisi Investasi dan Keuangan PT Asuransi Jiwasraya, Syahmirwan.
Dalam kasus Jiwasraya, Kejagung sudah menetapkan enam orang tersangka.
Para tersangka lainnya yaitu, Direktur Utama PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro; Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Heru Hidayat; dan Direktur PT Maxima Integra Joko Hartono Tirto.
Sejumlah aset para tersangka telah disita maupun diblokir dalam rangka pengembalian kerugian negara. Berdasarkan penghitungan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kerugian negara akibat kasus Jiwasraya sebesar Rp 16,81 triliun.
Namun, total nilai aset yang disita Kejagung dari para tersangka sebesar Rp 13,1 triliun. Penyidik pun masih memburu aset para tersangka.
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/02/00160061/kasus-jiwasraya-kejagung-minta-keterangan-ahli-asuransi-irvan-rahardjo