Salin Artikel

Membandingkan Keunggulan Prabowo dan Anies di Tiga Survei Ini…

Elektabilitasnya mampu mengalahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang namanya turut muncul dalam bursa pencalonan bila pemilu digelar.

Kuatnya nama Prabowo muncul dalam tiga riset yang dipublikasikan dalam kurun dua hari terakhir ini, yaitu survei gabungan antara Politika Research and Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI); Indo Barometer; serta Media Survei Indonesia (Median).

Ketiganya menggunakan metode yang sama dalam melangsungkan riset, yaitu dengan multistage random sampling, tetapi dengan jumlah responden yang berbeda-beda.

PRC dan PPI melakukan survei pada 28 Januari hingga 5 Februari 2020 terhadap 2.197 responden di 220 desa/kelurahan secara proporsional dengan margin of error sebesar 2,13 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Adapun survei yang dilakukan Indo Barometer dilangsungkan sekitar 9-15 Januari 2020 terhadap 1.200 responden. Tingkat margin of error sebesar 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara itu, riset yang dilakukan Median terjadi pada pekan I-II Februari 2020 terhadap 1.200 responden dengan margin of error 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasilnya

PRC dan PPI memetakan 30 nama tokoh politik yang berpotensi akan diusung pada saat pemilu mendatang.

Di dalam top of mind calon presiden, nama Presiden Joko Widodo sebenarnya masih muncul dengan perolehan persentase elektabilitas 15,48 persen.

Namun, Jokowi yang sudah dua kali menjabat sebagai presiden tidak dapat dipilih kembali untuk periode ketiga jika merujuk pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu. Di posisi kedua, nama Prabowo baru muncul dengan elektabilitas 13,78 persen.

Tingkat elektabilitas ini sejalan dengan popularitas Prabowo. Sebesar 89,7 persen responden tahu dengan sosok Ketua Umum Partai Gerindra itu dan 75,5 persen menyatakan suka.

Sedangkan elektabilitas Anies terpaut jauh dibandingkan elektabilitas Prabowo, yakni 6,6 persen. Demikian pula dalam hal popularitasnya.

Anies bahkan masih kalah populer dibandingkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Meskipun dalam hal top of mind capres dan cawapres, Ahok harus mengakui popularitas Anies.

Popularitas Anies jika dilihat dari pengenalan publik sebesar 74 persen, sedangkan tingkat ketersukaannya mencapai 78,4 persen atau unggul tipis dibandingkan Prabowo.

Sementara itu, jika nama Jokowi dihilangkan dalam bursa capres, maka elektabilitas Prabowo melesat menjadi 17,3 persen.

Anies sendiri harus puas berada di urutan keempat hanya dengan 7,8 persen.

Elektabilitas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini masih kalah bila dibandingkan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerinda Sandiaga Uno (9,1 persen) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (8,8 persen).

Adapun Indo Barometer melakukan simulasi terhadap 23 nama dengan langsung meniadakan nama Jokowi. Prabowo menduduki posisi pertama tingkat elektabilitas dengan hasil 22,5 persen.

Posisi berikutnya diikuti Anies (14,3 persen), Sandiaga (8,1 persen), Ganjar (7,7 persen), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (6,8 persen), Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (5,7 persen), dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (3,3 persen).

Selanjutnya ada nama Gubernur Jawa Barat Ridwa Kamil (2,6 persen), Menteri BUMN Erick Thohir (2,5 persen), Menko Polhukam Mahfud MD (1,6 persen), dan Ketua DPR Puan Maharani (1 persen).

Sementara itu, jika melihat hasil survei Median, Anies (15,8 persen) menempati posisi kedua terbesar tingkat elektabilitas setelah Prabowo (18,8 persen).

Hal itu turut sejalan dengan tingkat popularitas Prabowo yang mencapai 93,6 persen.

Kendati dari sisi elektabilitas Anies lebih unggul, namun ia dianggap tak lebih populer dibandingkan Sandiaga (83,9 persen) yang menduduki urutan ketiga dalam hal elektabilitas (9,6 persen).

Analisis

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyatakan, Anies akan menjadi saingan terberat Prabowo jika keduanya sama-sama mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2024.

Tidak adanya batasan usia maksimum dalam mencalonkan diri yang diatur di dalam UU 7/2017, membuat Prabowo dapat dengan leluasan mencalonkan diri.

“Tampak jika lawan terberat untuk Prabowo Subianto adalah Anies Baswedan,” kata Qodari saat memaparkan hasil survei di Century Park Hotel, Jakarta, Minggu (23/2/2020).

Masih masuknya nama Prabowo sebagai sosok yang memiliki elektabilitas tinggi dinilai tidak terlepas dari latar belakangnya sebagai seorang militer.

Direktur Eksekutif PPI Adi Prayitno menuturkan, saat ini ada kecenderungan masyarakat merindukan sosok pemimpin dengan latar belakang militer untuk kembali memimpin Indonesia.

Hal itu pun turut terafirmasi dengan riset yang mereka lakukan terhadap latar belakang atau profesi dan kombinasi pasangan capres dan cawapres.

Dilihat dari latar belakang, capres dan cawapres yang bersal dari kalangan TNI menduduki peringkat ketiga (15,2 persen) setelah profesional (22,6 persen) dan tokoh agama (17,1 persen).

Sementara, kombinasi militer-sipil menduduki urutan pertama tingkat ketersukaan (30,9 persen) untuk kombinasi capres-cawapres, dibandingkan sipil-sipil (27,9 persen), sipil-militer (15,2 persen), maupun militer-militer (8,5 persen).

"Ini cukup sederhana, ada semacam kerinduan atau semacam era siklus sepuluh tahunan di era republik ini," kata Direktur Eksekutif PPI Adi Prayitno saat menyampaikan hasil survei di Hotel Gren Alia Cikini, Jakarta, Minggu (23/2/2020).

Pasca-Soeharto lengser pada 1998, dalam kurun enam tahun setelahnya Indonesia dipimpin oleh tiga sosok Presiden dengan latar belakang sipil yakni BJ Habibie, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, dan Megawati Soekarnoputri.

Setelah itu, posisi Mega digantikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang memiliki latar belakang militer.

SBY pun digantikan oleh sosok yang berlatar belakang sipil setelah memimpin dua periode selama sepuluh tahun, yakni Jokowi.

Kini, setelah Jokowi menduduki posisi yang sama untuk dua periode, menurut Adi, ada semacam kerinduan agar Indonesia kembali dipimpin oleh sosok militer.

"Sepertinya siklus sepuluh tahunan ini jadi perhitungan publik supaya dalam lima tahun berikutnya itu adalah dari kalangan militer," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengatakan, Prabowo perlu melakukan tiga hal jika ingin elektabilitasnya tetap terjaga hingga 2024 mendatang.

Pertama, Prabowo harus menunjukkan kinerja yang baik sebagai Menteri Pertahanan.

Kedua, Prabowo harus bisa meraih simpati tiga jenis pemilih di masyarakat.

"Ketiganya yakni yang suka (aksi) 212, yang tidak suka 212 dan yang merasa tidak ada hubungannya dengan 212. Nah, kalau dia bisa menarik perhatian dari tiga kelompok pemilih ini, apalagi pemilihnya Pak Joko Widodo itu belum menjatuhkan pilihannya sampai sekarang, sebagian besar masih tersebar secara merata ke calon-calon lain," jelas Rico.

Alasan lain, kata Rico, karena pemilih Anies tidak memilih berdasarkan kompetensi.

"Orang yang memilih Anies karena dianggap religius dan dekat dengan ulama. Tidak ada yang salah juga dengan itu. Tapi karakter pemilihnya begitu. Alasan lain, karena faktor personalnya Anies Baswedan dianggap tutur katanya lebih bagus," ungkap Rico.

Sehingga, faktor kompetensi ternyata belum terlalu dipertimbangkan oleh pemilih Anies.

"Itu juga mungkin yang menyebabkan kenapa elektabilitas Anies nomor dua. Ternyata setelah saya sendiri berhadapan dengan datanya, ternyata nomor satu masih Pak Prabowo, bukan Anies Baswedan," katanya.

Jika ingin elektabilitasnya naik, Anies disarankan untuk bekerja dengan lebih serius di DKI Jakarta.

"Jadi apa yang dia lakukan sekarang ini sudah ada limitnya. Itu dia baru bisa naikkan kalau dia kinerjanya membaik. Seperti misalnya mengatasi banjir barulah dia bisa naik (elektabilitasnya)," tambah Rico.

Hal itu pun diamini oleh Adi, bahwa salah satu yang menyebabkan elektabilitas Anies kalah dibandingkan tokoh lainnya yaitu persoalan banjir.

Menurut dia, sejumlah polemik seperti Formula E dan lem aibon tidak cukup ampuh untuk membuat elektabilitasnya turun.

Namun, lain halnya dengan persoalan banjir yang terjadi sejak awal 2020 hingga saat ini.

“Kalau survei sebelumnya semakin Anies dikritik habis-habisnya, orang semakin simpatik kepada Anies. Tapi sekarang dengan banjir, tanpa di-bully pun Anies turun dengan sendirinya," ujarnya.

"Jadi bukan Formula E, bukan buzzer atau lem aibon ya. Hanya banjir yang mengalahkan Anies," tutup Adi.

https://nasional.kompas.com/read/2020/02/25/13353771/membandingkan-keunggulan-prabowo-dan-anies-di-tiga-survei-ini

Terkini Lainnya

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke