Salin Artikel

7 Fakta Penangkapan Peretas Situs PN Jakpus, Simpati pada Lutfi "Si Pembawa Bendera" hingga Lulusan SD dan SMP

Setelah menerima laporan dari pihak PN Jakpus, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim bergerak memburu pelaku.

Tak sampai sebulan, polisi kemudian menangkap pelaku yang diketahui berjumlah dua orang.

Tersangka CA (24) ditangkap di daerah Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2020).

Sementara itu, AY (22) yang dikenal dengan nama "Konslet" diamankan di daerah Pramuka, Jakarta Pusat, Kamis (9/1/2020).

Berikut fakta-fakta terkait peretasan situs PN Jakpus dan penangkapan pelaku:

1. AY minta bantuan CA

Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Reinhard Hutagaol menuturkan, tersangka AY awalnya menghubungi CA melalui media sosial terkait peretasan tersebut.

Tersangka AY tidak dapat menemukan titik lemah situs PN Jakpus sehingga meminta CA meretasnya.

"Aksi peretasan tersebut dilakukan sesuai permintaan tersangka AY kepada tersangka CA, sehingga tersangka AY dapat mengubah tampilan sesuai keinginannya," ujar Reinhard saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2020).

2. Tersangka CA diberi upah

Setelah CA berhasil meretas situs PN Jakpus, ia memberikan akses kepada AY untuk mengubah tampilan laman tersebut.

Usai aksi dilakukan, AY memberi sejumlah uang kepada CA.

"Tersangka AY kemudian memberikan uang Rp 400.000 kepada tersangka CA setelah aksi deface dilakukan," kata Reinhard.

3. AY simpati kepada Lutfi "Si Pembawa Bendera"

Berdasarkan keterangan tersangka AY kepada polisi, ia meretas situs tersebut karena merasa simpati terhadap Lutfi Alfiandi (20).

"Tersangka AY menjelaskan dalam BAP bahwa ia merasa simpati dengan kasus yang menimpa Lutfi Alfiandi yang sedang disidangkan di PN Jakarta Pusat," tutur Reinhard.

Lutfi merupakan seorang pemuda yang membawa bendera saat mengikuti aksi demo di sekitar komplek DPR/MPR RI pada akhir September lalu.

Fotonya saat memegang bendera sambil melindungi diri dari gas air mata viral di media sosial.

Diketahui, dalam dakwaan yang dibacakan saat sidang di PN Jakpus, Jaksa Penuntut Umum Andri Saputra mengatakan bahwa Lutfi memang berniat membuat keonaran atau kerusuhan dalam aksi bertajuk "STM dan Mahasiswa kembali kumpul di jalan".

Lutfi bahkan disebut menyamar mengenakan pakaian SMA dengan kemeja putih dan celana abu-abu untuk melancarkan aksinya.

4. Aktualisasi diri

Selain itu, motif kedua tersangka melakukan aksinya adalah aktualisasi diri atau sebuah kebanggaan.

"Beberapa hal yang menjadi motifnya, tadi adalah kalau sudah hacker seperti ini, lebih kepada aktualisasi diri, kebanggaan dan sebagainya," tutur Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Asep Adi Saputra dalam konferensi pers yang sama.

Hal itu terlihat dari data yang disimpan oleh keduanya terkait situs-situs apa saja yang pernah diretas.

Kedua pelaku bahkan memberi tanda khusus kepada situs yang memiliki kesulitan tinggi untuk diretas.

5. Retas ratusan hingga ribuan situs

Tersangka CA, yang merupakan pendiri komunitas hacker bernama Typical Idiot Security, diketahui telah meretas ribuan situs selama dua tahun terakhir.

"Dia (CA) sudah berhasil melakukan defacing (mengubah tampilan website) atau juga peretasan terhadap 3.896 website yang berada di luar dan dalam negeri," ucap Asep.

Sementara itu, AY telah meretas 352 situs dalam dan luar negeri pada periode waktu yang sama.

6. Lulusan SD dan SMP

Kedua pelaku tak memiliki latar belakang pendidikan di bidang komputer.

Tersangka CA dan AY mempelajari kemampuan meretas dan melakukan defacing secara otodidak.

Berbicara mengenai latar belakang pendidikan, Asep menuturkan, CA merupakan lulusan SD. Adapun, pendidikan terakhir AY adalah SMP.

"Saudara CA ini hanya lulusan Sekolah Dasar (SD) dan kemudian saudara AY lulusan SMP," ungkap Asep.

7. Terancam 10 tahun penjara

Kedua pelaku dikenakan pasal berlapis oleh aparat kepolisian.

Para tersangka disangkakan Pasal 46 ayat (1), (2), dan (3) jo Pasal 30 ayat (1), (2) dan (3), Pasal 48 ayat (1) jo Pasal 32 ayat (1), (2), dan Pasal 49 jo Pasal 33 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Para pelaku terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara.

https://nasional.kompas.com/read/2020/01/14/09033671/7-fakta-penangkapan-peretas-situs-pn-jakpus-simpati-pada-lutfi-si-pembawa

Terkini Lainnya

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke