Berikut sejumlah fakta menarik yang telah dirangkum kompas.com terkait pertemuan tersebut:
Dijemput di Tangga Pesawat
Presiden Joko Widodo menyambut kedatangan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Rabu (24/7/2019).
Pesawat berjenis Boeing 777 yang membawa Putra Mahkota mendarat sekitar pukul 08.51 WIB. Putra Mahkota Abu Dhabi yang juga Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Persatuan Emirat Arab tersebut disambut langsung oleh Presiden di anak tangga terakhir pintu pesawat.
Keduanya tampak berjabat tangan dan berbincang hangat sebelum masuk ke dalam satu mobil yang telah disiapkan.
Penyambutan seperti ini tidak lazim dilakukan kepala negara. Selain Pangeran Mohamed, Jokowi juga pernah melakukan penyambutan di tangga pesawat ketika menyambut Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, 2018 lalu.
Menlu Retno Marsudi menjelaskan, Jokowi menjemput langsung Mohamed di tangga pesawat karena hal serupa juga dilakukan Mohamed saat Jokowi berkunjung ke Abu Dhabi pada 2015 lalu.
"Saat kunjungan presiden ke Abu Dhabi tahun 2015, presiden itu dijemput di depan pesawat, oleh Syekh Mohamed, kemudian dibawa masuk ke mobilnya Syekh Mohamed, disetirin sendiri. Kemudian dibawa sampai ke restoran sendiri oleh Syekh Mohamad," kata Retno kepada wartawan usai pertemuan di Istana Bogor, Rabu siang.
Melihat Bundaran HI
Dari Bandara Soekarno-Hatta, Jokowi dan Mohamed yang berada di satu mobil menuju Istana Bogor. Namun, Jokowi sengaja meminta iring-iringan untuk melewati kawasan Bundaran Hotel Indonesia.
"Sebelum menuju Bogor, rombongan terbatas Presiden dan Pangeran keluar dari jalan tol menuju bundaran HI," kata Deputi Protokol, Pers dan Media Bey Machmudin.
Menurut Bey, Presiden ingin menunjukkan pesatnya pembangunan di Indonesia dengan melewati kawasan yang menjadi ikon Ibu kota Indonesia.
"Karena di sini (bundaran HI) terdapat juga MRT," kata dia.
Presiden Jokowi ingin menunjukkan pesatnya pembangunan di Indonesia lantaran kunjungan Uni Emirat Arab terakhir ke Indonesia dilakukan pada 29 tahun yang lalu atau pada tahun 1990.
Makan Durian
Setibanya di Istana Bogor, Mohamed langsung disambut upacara kenegaraan, dilanjutkan dengan sesi foto bersama dan penandatanganan buku tamu.
Setelah itu, Jokowi dan Mohamed berbincang di beranda istana didampingi dua menteri dari masing-masing negara. Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan.
Menlu menyebut, saat berbincang di beranda, disuguhkan buah-buahan khas Indonesia. Salah satunya adalah durian.
"Oh iya makan durian, suguhan di veranda talk," kata Menlu.
Selain durian, ada juga buah-buahan khas Indonesia lain yang disuguhkan seperti salak dan manggis.
"Seperti salak kan jarang mereka lihat. Jadi tadi (Sheikh Mohamed) tanya ini apaan? Oh ini namanya salak, terus ada manggis, kemudian durian," kata Retno.
Lalu, bagaimana reaksi Syekh Mohamed saat mencicipi durian?
"Kebetulan durian tadi enggak begitu bau ya, enggak begitu menyengat gitu. Jadi, oke sih kayaknya," kata Retno.
Tanam Pohon.
Setelah berbincang di beranda Istana, Jokowi dan Mohamed menuju halaman istana Bogor untuk melakukan penanaman pohon. Pohon yang ditanam adalah pohon damar, sejenis pohon anggota tumbuhan runjung yang merupakan tumbuhan asli Indonesia.
Damar menyebar di Maluku, Sulawesi, hingga ke Filipina. Di Jawa, tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getah untuk industri. Getah damar ini diolah untuk dijadikan kopal (olahan getah).
Terlihat Mohamed yang lebih dahulu menaruh tanah ke pohon tersebut, disusul kemudian Jokowi. Setelah itu Jokowi dan Mohamed mengguyur air ke Pohon Damar yang ditanam bersama itu.
Selepas menanam pohon, Jokowi kembali mengajak Mohamed ke beranda belakang Istana Bogor. Setelah penanaman pohon, Jokowi dan Mohamed menggelar pertemuan bilateral bersama para menteri.
Dari Indonesia, turut hadir Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
MoU Rp 136 Triliun
Pertemuan Presiden dan Mohamed menghasilkan tiga memorandum of understanding (MoU) bisnis bernilai besar.
"Dari 3 MoU tadi yang business to business itu, nilai totalnya sekitar Rp 136 triliun. Atau 9,7 milyar USD," kata Menlu Retno usai pertemuan.
Menlu menjelaskan, kesepakatan business to business dilakukan oleh tiga perusahaan. Pertama, PT Pertamina (Persero) dengan ADNOC untuk pengembangan RDMP Balikpapan.
Kedua, PT Chandra Asri Petrochemicals dan Mubadala untuk proyek Naphta Cracker dan Petrochemical Complex.
Ketiga, PT Pelabuhan Indonesia Maspion dan DP World Asia terkait pengembangan dan pengoperasian terminal kontainer di Kawasan Industri Maspion, Jawa Timur.
Retno mengatakan, pertemuan Jokowi dan Mohamed ini memang fokus membahas soal ekonomi dan investasi.
"Jadi saya kira ini adalah selain kunjungan yang sangat bersejarah ini juga kunjungan yang sangat straightforward, kongkret dan detail bicara mengenai masalah ekonomi bicara mengenai masalah keumatan," kata Retno.
Kendati demikian, ada juga sembilan MoU lainnya yang bersifat government to government (pemerintah ke pemerintah).
Kesembilan MoU itu yakni di bidang peningkatan perlindungan investasi, penghindaran pajak berganda, industri, kepabeanan, pariwisata, kelautan dan perikanan, pertahanan, kekonsuleran dan kebudayaan.
https://nasional.kompas.com/read/2019/07/25/09574061/ini-5-fakta-kunjungan-pertama-pangeran-mohamed-ke-indonesia