Kondisi itu yang membuat Partai Demokrat membebaskan calegnya memasang strategi sesuai karakteristik daerah pemilihan masing-masing.
Muzani mengatakan bukan hanya Partai Demokrat yang mengalami kondisi seperti itu.
"Bahwa ada wilayah atau lokasi di mana itu bukan basis Prabowo-Sandi terus mengalami kesulitan untuk melakukan upaya-upaya mendapatkan kursi, saya kira itu bukan hanya problem demokrat, problem semua partai dan problem koalisi di sana juga," ujar Muzani di kompleks parlemen, Selasa (13/11/2018).
Muzani mengatakan itu merupakan bagian dari seni politik. Bagaimana para calon legislatif itu bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat bagaimanapun kondisi di daerah pemilihannya.
Muzani mengatakan partai pendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf pasti juga mengalami kesulitan yang sama.
Sikap yang memberi keleluasaan kepada calegnya, kata Muzani, merupakan cara berpolitik Demokrat. Menurut Muzani, Gerindra tidak bisa memaksa Demokrat terkait hal ini.
"Tetapi kalau kami, sama sekali tidak memberikan toleransi (kepada caleg) dan sekali lagi ya terserah kepada Demokrat," ujar Muzani.
Muzani berpendapat situasi semacam ini merupakan risiko Pileg dan Pilpres yang digelar serentak.
Sejak awal, kedua pemilu ini dilakukan bersamaan agar misi presiden terpilih bisa sama dengan apa yang diperjuangkan legislator. Namun, hal yang terjadi kini adalah munculnya sikap-sikap pragmatis.
"Itu jelas tidak dimaksudkan dari keputusan pemilu bareng ini," ujar Muzani.
Sikap Demokrat
Sebelumnya, Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak menjawab secara tegas ketika ditanya apakah caleg partainya akan mengampanyekan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
AHY hanya menjawab caleg Demokrat akan menggunakan strategi yang sesuai dengan karakteristik masing-masing daerah pemilihan (dapil) dalam berkampanye.
"Yang jelas caleg tujuannya adalah untuk menang. Mendapatkan kursi sebagai wakil rakyat. Segala hal strategi dijalankan disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing," kata AHY.
Ia mengatakan, Pemilu 2019 merupakan tantangan yang berat bagi Partai Demokrat yang tidak mengusung capres dan cawapres.
Hanya partai yang mengusung capres atau cawapres yang diuntungkan pada Pemilu 2019.
Dengan demikian, partai bisa mendapat limpahan suara dari tingginya elektabilitas capres atau cawapres yang diusung.
Karena tak mengusung capres atau cawapres, saat ini Demokrat mengedepankan figur para caleg di dapil masing-masing untuk meraih kursi.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/13/17230031/sekjen-gerindra-ini-bukan-hanya-problem-demokrat