Menggebuk kesadaran kolektif
Bom Kampung Melayu "menggebuk" kesadaran kolektif kita sebagai bangsa, bahwa gerakan teror masih lekat dan dekat dengan kehidupan keseharian kita, serta merupakan ancaman yang nyata.
Siapapun kita, bisa menjadi korban teror, tanpa terkecuali. Teror tidak mengenal agama, keyakinan politik, etnis, dan kesukuan. Teror adalah musuh kita yang paling nyata!
Jangan sampai gerakan teror memanfaatkan suasana warga yang masih terbelah dan semakin menggerus kecintaan kita pada bangsa dengan memakai ideologi baru yang sesat. Kita tidak rela jika teror merengut kebersatuan kita sebagai anak bangsa Indonesia.
Negara ini didirikan dengan susah payah oleh para pendiri bangsa, kita harus menjaga kewibawaan dan keberlanjutannya.
Inilah saatnya bagi kita untuk menghentikan segala pertikaian, perselisihan, dan permusuhan yang telah melenakan dan melemahkan kita pada musuh kemanusiaan yang sebenarnya: terorisme!
Teror akan lebih mudah untuk menjalankan operasi dan menyebarkan ideologinya di saat masyarakat sedang berkonflik satu sama lain demi ambisi politik dan kekuasaan.
Saatnya kita bangkit untuk melawan segala bentuk teror karena merupakan bentuk dari pelanggaran HAM yang sangat mendasar, yaitu hak hidup.
Janji Presiden Jokowi untuk memimpin di depan dan akan "mengebuk" terorisme sampai ke akar-akarnya perlu kita pegang. Terorisme tidak layak mendapatkan tempat lagi di bumi Pancasila yang cinta pada kedamaian dan keadilan berlandaskan pada ketuhanan.
Inilah saatnya kita kukuhkan kerukunan dan persatuan kita sebagai bangsa yang berdasarkan pada Pancasila. Seperti kata Bung Karno, "Kita rukun, maka kita kuat." (Mimin Dwi Hartono, Staf Senior Komnas HAM, pendapat pribadi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.