Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya soal Politik Uang, Ini Jawaban Para Calon Komisioner Bawaslu

Kompas.com - 04/04/2017, 17:19 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak hal yang didalami Komisi II DPR terhadap calon komisioner Badan Pengawas Pemilu dalam uji kepatutan dan kelayakan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/3/2017).

Salah satunya adalah terkait politik uang yang marak terjadi setiap kali ada pemilihan kepala daerah atau pemilihan umum.

Salah satu calon komisioner Bawaslu, Ratna Dewi Pettalolo mengatakan, politik uang memang masih marak terjadi.

Menurut dia, perlu ada perbaikan dari sisi regulasi dan pengawasan.

"Politik uang ini memang sudah jadi penyakit tahunan yang belum bisa kita cari solusinya. Maka yang paling penting perbaikan regulasi," kata Ratna.

Ratna mengatakan, saat ini sebenarnya sudah ada peraturan Bawaslu mengenai diskualifikasi calon yang melakukan politik uang.

Namun, politik uang itu harus dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif. 

Terstruktur melibatkan aparat struktural, yaitu aparat pemerintah, penyelenggara pemilihan, dan tim kampanye.

Sementara sistematis artinya perbuatan direncanakan secara matang, tersusun, dan rapi.

Sedangkan masif adalah pelanggaran terjadi secara luas dalam satu atau beberapa tahapan pemilihan dan berdampak pada hasil pemilihan.

Ratna menilai, masih adanya batasan itu membuat Bawaslu kesulitan melakukan pengawasan dan penindakan di lapangan.

"Kita punya semangat yang luar biasa untuk melakukan diskualifikasi. Tapi konsep aturannya harus diformulasi lagi," ucap Ratna.

Calon Komisioner Bawaslu lainnya, Abdullah, menilai, aturan mengenai diskualifikasi calon yang melakukan politik uang sudah cukup baik.

Hanya, dibutuhkan ketegasan dari Bawaslu untuk membuktikan politik uang dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif untuk bisa mengimplementasikan aturan tersebut.

"Ada kewenangan Bawaslu yang terjadi praktik politik uang terstruktur, maka itu hukumnya di diskualifikasi. Itu yang harus dilakukan," ucapnya.

Sementara, calon lainnya, Abhan, menilai, akan lebih baik jika Bawaslu membuat sistem yang bisa mencegah politik uang sejak awal.

Misalnya, dari awal Bawaslu bisa meminta para calon untuk memperjelas dana kampanye yang akan digunakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com