Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan Komisi III Minta Pengawasan Lapas Ekstraketat

Kompas.com - 06/02/2017, 13:24 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi III Mulfachri Harahap mengatakan, pengawasan di lembaga pemasyarakatan harus ekstraketat.

Pernyataan ini menanggapi informasi Badan Narkotika Nasional (BNN) bahwa terdapat bisnis narkoba yang dijalankan dari dalam penjara di 39 lapas di Indonesia.

"Sebetulnya mudah saja, bagaimana mungkin mereka bisa berkomunikasi dengan dunia luar kalau mereka tidak memiliki alat komunikasi," kata Mulfachri, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/2/2017).

"Lakukan pengawasan ketat, tidak boleh ada toleransi sedikit pun terhadap penggunaan alat komunikasi," sambung dia.

Salah satu upaya memperketat pengawasan terhadap narapidana narkoba, ujar Mulfachri, adalah dengan menempatkan mereka di lapas terpisah dengan pengawasan ekstraketat.

Selain itu, perlu pula ditempatkan sipir-sipir terbaik agar mereka tak memberi celah bagi para narapidana narkoba untuk menjalankan bisnisnya.

Namun, yang menjadi permasalahan mendasar adalah negara tak memiliki anggaran yang cukup untuk mendukungnya secara optimal.

Para sipir, menurut dia, memiliki tanggung jawab yang sangat besar, tetapi tak sebanding dengan insentif yang diberikan.

"Misalnya uang jaga malam masih sedikit, tidak ada insentif tambahan, dan sebagainya. Dalam kondisi seperti itu, siapa pun mudah digoda," kata Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Sementara itu, peredaran uang dalam bisnis narkoba dinilai sangat besar sehingga para narapidana yang melancarkan bisnis narkoba sering kali tak berpikir panjang untuk mengalokasikan penghasilannya untuk "membeli" sipir-sipir lapas.

Mulfachri mengakui, permasalahan terkait lapas sangat kompleks.

"Saya kira Pak Menteri (Hukum dan HAM) dengan sejumlah pengalaman yang dimiliki, mudah-mudahan beliau memiliki jalan keluar terkait masalah yang kita hadapi terhadap persoalan lapas," ujar dia.

Dikutip dari harian Kompas, Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso mengatakan, pihaknya menemukan 72 jaringan narkoba internasional yang bergerak di Indonesia dan memanfaatkan para napi di 22 lapas.

"Kami dapat membuktikan keterlibatan 22 LP itu dengan bukti akurat," kata Budi Waseso, Kamis (2/2/2017).

Belakangan, data menunjukkan bahwa lapas yang terindikasi jadi tempat transaksi narkoba bertambah menjadi 39.

Deputi Pemberantasan Narkoba BNN Inspektur Jenderal Arman Depari mengungkapkan, hampir semua lapas di Indonesia terindikasi sebagai tempat transaksi narkoba.

BNN dan Polri tak mempunyai kewenangan mandiri membersihkan praktik ini di lapas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke 'Crazy Rich Surabaya'

MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke "Crazy Rich Surabaya"

Nasional
Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Nasional
Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Nasional
BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

Nasional
Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Pimpinan KPK Alexander Marwata Sudah Dimintai Keterangan Bareskrim soal Laporan Ghufron

Nasional
Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para 'Sesepuh'

Drama Nurul Ghufron Vs Dewas KPK dan Keberanian Para "Sesepuh"

Nasional
Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Di Hadapan Jokowi, Kepala BPKP Sebut Telah Selamatkan Uang Negara Rp 78,68 Triliun

Nasional
Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Hadapi Laporan Nurul Ghufron, Dewas KPK: Kami Melaksanakan Tugas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

Nasional
11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

Nasional
Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Nasional
KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar Rupiah

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar Rupiah

Nasional
Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Nasional
Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Nasional
Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com