Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPT Terus Berupaya Ungkap Jaringan Teror asal Majalengka

Kompas.com - 28/11/2016, 21:31 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tengah melakukan pengembangan kasus terkait jaringan ekstremis dari terduga teroris yang ditangkap di Majalengka, Jawa Barat.

Salah satu anggota jaringan tersebut, RPW, ditangkap kepolisian pada Rabu (23/11/2016).

Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius mengatakan, pengembangan dilakukan karena jaringan itu diduga tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Beberapa pelaku yang terlibat dalam jaringan asal Majalengka tersebut juga telah ditangkap.

"Masih dikembangkan terus. Ini kan penangkapan di Aceh juga hasil dari penangkapan itu (RPW)," ujar Suhardi di Jakarta, Senin (28/11/2016).

Pada Sabtu (26/11/2016), Densus 88 Antiteror menangkap tersangka atas nama Bahrain Agam di Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara.

Selain itu, Densus juga menangkap satu pelaku lainnya bernama Saiful Bahri alias Abu Syifa di Serang, Banten. Saiful diduga berperan membantu RPW dalam pembuatan bahan peledak high explosive untuk kegiatan teror.

Suhardi menuturkan, jaringan asal Majalengka itu merupakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah Khilafah Nusantara (JADKN) pimpinan Bahrun Naim. Kelompok tersebut diduga berbaiat kepada ISIS.

Rencananya, kelompok tersebut akan melakukan aksinya pada akhir 2016.

RPW dan jaringannya sengaja menyasar tempat-tempat berpengaruh di Indonesia agar aksinya menjadi sorotan.

Kelompok ini, kata Suhardi, cukup berbahaya. Pasalnya, potensi ledakan akibat bom yang dibuat anggota kelompok itu, RPW diperkirakan dua kali lebih besar daripada Bom Bali 2005 silam.

"Jenis ekplosifnya kan teman-teman sudah dapat dari Mabes Polri. Artinya potensinya kan besar," tutur Suhardi.

(Baca: Daya Ledak Bom Racikan Teroris Majalengka Dua Kali Lipat Lebih Kuat dari Bom Bali)

Suhardi menuturkan, BNPT bersama Polri saat ini tengah melakukan pengembangan perkara secara menyeluruh.

Suhardi berharap pengembangan kasus ini dapat cepat mengungkap jaringan tersebut. Sehingga, pergerakan jaringan itu dapat segera diatasi.

"Sedang dikembangkan seluruhnya. Mudah-mudahan cepat untuk diungkap jaringannya," ucap Suhardi.

Kompas TV Densus Bekuk 4 Tersangka Jaringan Teroris Majalengka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com