Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah Paparkan Hikmah dari Pilpres AS untuk Pilkada DKI

Kompas.com - 10/11/2016, 18:22 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai terdapat hikmah dari Pemilihan Presiden Amerika Serikat yang bisa diambil nilainya untuk menghadapi Pilkada DKI Jakarta 2017.

Rabu (9/11/2016) kemarin, Donald Trump menjadi presiden terpilih AS mengalahkan lawannya, Hillary Clinton. Fahri mengatakan, pertarungan antara Trump dan Hillary menjadi pemilu paling ketat sepanjang sejarah AS.

Ia menyinggung mengenai pidato yang dibawakan tiga pihak. Pertama, Trump yang membawakan pidato kemenangan. Hillary membawakan pidato menerima kekalahan (acceptance speech) dan Barack Obama membawakan pidato transisi.

Meski ada demonstrasi di sejumlah wilayah, tetapi pihak yang kalah dapat menerima dengan baik. Presiden yang masih menjabat juga ikhlas dalam menyerahkan tampuk kepemimpinannya.

"Negara dewasa dalam suatu pemilu yang paling ketat sepanjang sejarah Amerika. Ini pelajarannya besar buat kita, setegang apa pun pilpres, apalagi pilkada. Pilkada itu kan sebenarnya enggak ada apa-apanya, peristiwa lokal saja," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/11/2016).

Fahri menambahkan, Hillary saat membacakan pidatonya menghibur para pendukungnya dan memberi percikan semangat agar remaja-remaja perempuan di AS memiliki harapan besar untuk kelak menjadi pemimpin AS.

"Memang belum bisa 'pecah telor', istilahnya. Tapi, saya (Hillary) yakin suatu hari akan ada perempuan yang bisa jadi presiden. Karena itu, teruslah bermimpi," kata Fahri.

Begitu pula dengan Obama. Saat masa kampanye, sambung Fahri, presiden AS tersebut bahkan tak mau menyebut nama Trump karena ketidaksukaannya pada figur pengusaha tersebut.

Namun, setelah ada fakta kemenangan, Obama dengan besar hati menyampaikan ucapan selamat kepada Trump.

"Dia langsung berpidato bahwa timnya dan tim presiden terpilih sedang menyiapkan masa transisi. 'Kami (pihak Obama) akan meninggalkan kantor untuk presiden baru dengan keadaan baik agar Trump bisa bekerja dengan situasi yang lebih baik'," tutur Fahri.

Mengambil nilai dari pemilu presiden AS, kata Fahri, seharusnya Pilkada DKI Jakarta yang tegang nantinya bisa berakhir damai dan tentang.

"Pilkada Jakarta itu enggak ada apa-apanya untuk orang Bali, Maluku, NTB, Aceh, dan lainnya.  Kenapa harus dibikin tegang," kata Fahri.

"Pilpres saja, orang Amerika yang istilahnya divided nations saja sekarang pecah karena narasinya Trump konservatif, ultranasionalis. Tapi, setelah pemilu selesai, presiden terpilih penuh percaya diri untuk memimpin bangsanya," ujarnya.

Kompas TV Fahri Hamzah Yakin Trump Untungkan Investasi Indonesia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com