Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti LIPI Sebut Resistensi Terhadap Petahana Sangat Tinggi di Pilkada DKI

Kompas.com - 06/10/2016, 19:46 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan, seorang petahana yang betul-betul kuat adalah yang nyaris tak menerima resistensi dari masyarakat.

Sebut saja Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang, menurut Zuhro, sangat diterima publik untuk kembali memimpin.

Petahana yang kuat, kata Siti, membuat partai-partai tak mampu menghadirkan tandingan.

Sehingga seringkali pilkada di daerah yang bersangkutan hanya menyisakan calon tunggal. Calon kepala daerah boneka pun dimunculkan.

Semata-mata hanya agar pasangan calon kepala daerah tak tunggal. "Jadi ciri-ciri petahana yang mampu memunculkan calon tunggal, itu karena diterima," tutur Siti di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/10/2016).

Namun, kondisi di DKI Jakarta berbeda. Siti melihat, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendapat resistensi dari sejumlah warga. Resistensi tersebut hampir merata dan datang dari berbagai kalangan.

"Di Jakarta sangat beda. Jauh sebelum ada pendaftaran, resistensi sudah luar biasa. Makanya ada anti-Ahok, Jaklovers, Asbak (Asal Bukan Ahok)," ujarnya.

Ia menambahkan, tidak tertutup kemungkinan Ahok bisa tersalip pasangan gubernur DKI yang jadi lawannya, jika terus mempertahankan sikapnya.

Meskipun sejak awal sejumlah survei menunjukkan elektabilitas Ahok selalu di atas. Siti menilai empati Ahok tumpul dan menunjukkan seolah ia tak mendengar rakyat.

"Jangan tumpul. Dia butuh rakyat. Sekarang dia menuai hasilnya. Karena dia tidak mampu mendengar," sambungnya.

(Baca: Survei LSI: Ahok-Djarot Masih Unggul dari Anies-Sandi dan Agus-Sylvi, tetapi...)

Begitu pula dengan isu Ahok melecehkan kitab suci Al Quran. Meski telah dibantah, namun isu agama merupakan isu sensitif. Terlebih Ahok berasal dari unsur non-muslim.

Ahok pun diminta untuk lebih memperhatikan sikapnya di mata publik. Sebab, menjadi seorang petahana memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya adalah sudah populer di mata publik, namun kekurangannya adalah harus berusaha untuk meyakinkan publik agar bisa terpilih kembali.

"Resistensi itu jangan dianggap sepele. Ketersinggungan politik itu luar biasa, lho," ujar Siti.

Kompas TV Ahok Bantah Elektabilitas Turun Karena Penggusuran

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com