Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romo Magnis Berharap Calon Hakim Agung Jaga Integritas

Kompas.com - 25/06/2016, 16:25 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar etika politik dan filsafat Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara, Romo Franz Magnis Suseno, berharap agar calon hakim agung yang lolos seleksi dapat menjaga integritas dan mampu mengemban tugas sebaik-baiknya.

Dengan menjaga integritas, citra dunia peradilan yang sempat tercoreng akibat ulah sejumlah pejabat peradilan yang terlibat kasus suap bisa pulih.

"Saya harap bahwa mereka yang akhirnya akan diseleksi sebagai hakim agung menjadi orang yang seperti diharapkan, memiliki integritas, kompetensi, dan bersemangat menjalankan tugas mereka" kata Franz Magnis saat dihubungi, Sabtu (25/6/2016).

Banyaknya hakim yang terlibat kasus korupsi membuat publik mempertanyakan kredibilitas lembaga yang menaungi para hakim.

"MA (Mahkamah Agung) mempunyai masalah kredibilitas. Kredibilitas itu diberikan oleh masyarakat. Jika masyarakat memiliki keragu-raguan, mestinya menjadi peringatan keras supaya mereka dalam kenyataan dan dalam cara mereka memperlihatkan diri dalam mayarakat, menunjukkan integritas, kompetensi, semangat kerja mereka," kata Franz Magnis.

Menurut dia, MA perlu melakukan reformasi di segala aspek internal kelembagaan. Hal itu agar masyarakat kembali menilai positif dunia peradilan.

"Kiranya perlu diambil langkah-langkah reformasi, misalnya dalam arti memperketat dan bikin nyata pengawas ketat dan mungkin unsur-unsur lain," kata dia.

Kode etik, harus menjadi pedoman para hakim, tidak hanya pada saat memimpin persidangan, namun juga dalam kehidupan.

"Jadi asal semua hal itu diperhatikan, tentu integritas terjamin," kata dia.

Franz Magnis menambahkan, para calon hakim agung yang terpilih nanti bisa sekuat tenaga mempertahankan integritasnya meskipun banyak tekanan. Dengan demikian para calon hakim dapat menghilangkan keraguan publik dan kembali memandang dunia peradilan Indonesia adalah dunia peradilan yang bersih.

"Saya harap mereka sekeras tenaga berusaha menghilangkan keraguan dalam masyarakat tentang integritas, terutama integritas etis sistem yudisial kita, khususnya MA. Jadi, tugas panggilan mereka penting sekali," kata Franz.

Sebelumnya, Komisi Yudisial (KY) menggelar wawancara terbuka terhadap para calon hakim agung (CHA) dan calon hakim ad hoc Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di MA. Wawancara tersebut dilakukan sejak Senin hingga Jumat (20 - 24 Juli 2016).

Jumlah calon hakim yang mengikuti wawancara 15 orang. Sementara yang dibutuhkan oleh MA yakni 1 hakim untuk kamar Pidana, 1 hakim untuk kamar Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), 1 hakim untuk kamar Agama, 4 hakim untuk kamar Perdata, dan 3 hakim untuk kamar Tipikor.

Calon hakim untuk Kamar Pidana yakni Gazalba Saleh, I Made Hendra Kusuma, dan Mochammad Agus Salim. Calan untuk Kamar Perdata, yakni Ibrahim, Lexsy Mamonto, Panji Widagdo, Setyawan Hartono, dan Syafrinaldi.

Sementara calon untuk Kamar Agama, yakni Edi Riadi, Firdaus Muhammad Arwan, dan Sisva. Calon untuk Kamar Tata Usaha Negara, yakni Eddhi Sutarto, dan Sartono. Kamar Militer, yakni Hidayat Manao, dan Tiarsen Buaton.

Ada pun empat calon hakim Ad Hoc Tipikor di MA, yakni Dermawan S. Djamian, Mangasa Manurung, Marsidin Nawawi, dan Prayitno Iman Santosa.

Nama para calon hakim yang lolos dari tahapan wawancara akan diteruskan ke DPR untuk mendapatkan persetujuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com