Saat disinggung soal ini, Jokowi langsung menyebut Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. "Kelihatannya Presiden Jinping dan PM Abe. Sering ngobrol," ucap Jokowi di dalam pesawat kepresidenan, Minggu (16/11/2014).
Dengan kedekatannya, Jokowi berhasil menarik hati kedua kekuatan Asia itu untuk berinvestasi di Indonesia. Mereka, sebut Jokowi, berencana berinvestasi di sektor pelabuhan dan kemaritiman. [Baca: Jokowi: Indonesia Jangan Punya Banyak Teman yang Merugikan!]
Sebagai pendatang baru di ketiga forum itu, Jokowi mengaku tak ada perbedaan perlakuan yang diberikan kepala negara lain. Jokowi menilai mereka semua menghargai Indonesia sebagai negara Muslim terbesar dan negara demokrasi terbesar di dunia.
"Demokrasi dan Islam bisa berjalan di Indonesia, yang lain? Artinya, itu brand buat mereka," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan bahwa politik luar negeri bebas aktif akan dianut Indonesia selama masa kepemimpinannya. Namun, dia menyatakan, semua kedekatan Indonesia dengan negara lain tidak boleh mengesampingkan kepentingan nasional. Artinya, Jokowi mengungkapkan, semua kerja sama asing harus tetap menguntungkan bagi rakyat Indonesia.
"Iya dong, harus berteman dengan negara yang menguntungkan. Kalau enggak menguntungkan, ya enggak mau. (Buat yang tidak menguntungkan) ya ketemu, tetapi dikit saja ya, he-he-he. Enggak usah dekat-dekat," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu berseloroh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.