Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Indonesia Jangan Punya Banyak Teman yang Merugikan!

Kompas.com - 16/11/2014, 21:53 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo menekankan bahwa politik luar negeri Indonesia saat ini tetap bebas aktif. Namun, dia menegaskan, sebanyak-banyaknya sahabat yang dimiliki Indonesia, tidak boleh merugikan kepentingan nasional.

"Bebas aktif, berteman dengan semua negara, manfaat sebesar-besarnya harus dirasakan oleh rakyat. Jangan banyak teman tetapi dirugikan, ngapain? Banyak teman ya harus banyak untung," kata Jokowi di dalam pesawat kepresidenan, Minggu (16/11/2014).

Jokowi mengungkapkan pentingnya seorang kepala negara ikut dalam forum internasional. Selain bisa mendekatkan diri dengan kepala negara lain, Jokowi mengaku, Indonesia juga harus paham arus ekonomi global yang terjadi. [Baca: Tiba di Jakarta, Jokowi Utus Menteri untuk Konkretkan Rencana Kerja Sama]

"Supaya arah ekonomi global kita ikuti supaya kita tidak keliru. Meskipun pada akhirnya kepentingan nasional harus didahulukan, tetapi angin ke mana harus kita mengerti," kata dia.

Di dalam forum-forum internasional yang diikutinya, Jokowi mengaku telah menyampaikan agar setiap kebijakan yang disepakati jangan sampai mengancam negara-negara berkembang.

"Harus diberikan peluang fleksibilitas. Jangan harus dipaksa ikut konsensus tertentu. Bisa rugi kita. Karena itu, beberapa komoditas harus kita masukkan agar tak dirugikan. Ini yang harus diperjuangkan," ucap Jokowi.

Selama satu pekan ini, Presiden Jokowi menghadiri KTT APEC di Beijing, Tiongkok; KTT ASEAN di Myanmar, dan KTT G-20 di Australia.

Dalam sejumlah KTT tersebut, Presiden bertemu dan melakukan pembicaraan bilateral dengan beberapa kepala negara dan pemerintahan, termasuk Presiden AS Barack Obama, Presiden Perancis Francois Hollande, Kanselir Jerman Angela Markel, dan sejumlah tokoh lainnya, termasuk Sekjen PBB Ban Ki-moon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com