Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Baswedan, Dunia Pendidikan, dan "Wikipedia"

Kompas.com - 12/11/2014, 09:27 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Anies Baswedan memulai kariernya sebagai pendidik bukan dari latar belakang pendidikan keguruan, melainkan dengan latar belakang keilmuan yang beragam, mulai dari ekonomi hingga politik. Anies pun dipercaya sebagai Rektor Universitas Paramadina pada 2007.

Saat itu, Anies adalah rektor termuda pada usia 38 tahun. Tiga tahun kemudian, Anies mulai menggagas gerakan Indonesia Mengajar, salah satu kegiatannya dalam mengirimkan guru muda ke pelosok daerah di Indonesia yang tidak terjangkau pendidikan.

Dari situ, nama Anies semakin dikenal publik sebagai salah satu tokoh pendidik. Pada 27 Oktober 2014 lalu, Anies akhirnya dipilih dan dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Apa yang akan dilakukan Anies dalam masa awal jabatannya sebagai menteri?

Ditemui Kompas dan Kompas.com di kediamannya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2014), Anies bercerita soal peran negara dalam memberikan akses pendidikan. Bagi Anies, semua persoalan tak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah.

Seperti yang dilakukannya selama ini, Anies masih ingin mengandalkan peran masyarakat dan negara memberikan fasilitas.

"Misalnya dalam urusan guru, penting sekali semua orang terlibat dalam urusan guru. Kalau satu hal saya mendorong, yuk kita kembali ke sekolahnya, tanyakan kondisi gurunya, kondisi sekolahnya dan tanya diri sendiri apa yang bisa kita lakukan ke mereka. Bukan negara saja," kata Anies.

Anies menuturkan, saat ini Indonesia sudah memasuki era baru dengan kelas menengah yang terbanyak. Anies menggunakan analogi "ensiklopedia" dan "Wikipedia" dalam menggambarkan perubahan peran pemerintah saat ini dalam menghadapi persoalan pendidikan.

"Kalau dulu, peran pemerintah seperti ensiklopedia. Masalahnya adalah mendefinisikan item, panggil ahli, orang terbaik. Terus kerjakan. Lalu, saat ini muncul Wikipedia, penyelenggaranya hanya bertugas membuatkan platform. Siapa yang isi? Siapa saja, dari mana saja, kapan saja," kata dia.

Menurut Anies, gerakan seperti Indonesia Mengajar harus tetap dibiarkan hidup. Pemerintah, katanya, tidak boleh merasa tersaing dengan adanya inisiatif masyarakat. Namun, Anies mengaku bukan berarti pemerintah kemudian lepas tangan dalam menghadapi persoalan pendidikan.

"Jadi, bukan negara tidak ikut campur, negara harus turut campur, tapi negara jangan menyingkirkan pihak-pihak yang mau terlibat, justru malah mengajak. Jadi, jangan sama sekali berpretensi, tetapi cara kerjanya lain, yaitu dengan mengajak dan memfasilitasi. Yang sering terjadi, jika non-negara melakukan sesuatu, wah ini saingan, ancaman. Justru tidak," papar dia.

Untuk pemerataan akses pendidikan, Anies mengaku keberadaan sekolah harus mudah dijangkau ,baik secara lokasi maupun finansial. Saat ini, dia tengah mencari cara untuk memberikan kualitas pendidikan yang bermutu di setiap daerah yang ada.

"Sekolahnya terjangkau, tapi lokasinya tidak terjangkau, ya tidak ada artinya. Kalau sekolah terjangkau tapi biayanya mahal, sama saja. Maka, akses pendidikan berkualitas harus menjadi prioritas," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com