JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menilai sikap Basuki Tjahja Purnama yang mundur dari Partai Gerindra sebagai langkah yang tidak terpuji. Dia mengingatkan kepada politisi muda lain untuk tidak melakukan hal serupa.
"Saya berharap politisi muda tidak mengikuti jejak Ahok dalam perilakunya yang seperti ini. Saya berharap politisi muda lain adalah orang baik, tahu tata krama dan cara berpolitik yang baik," kata Hashim dalam jumpa pers di Hotel Intercontinental Midplaza, Jakarta Pusat, Senin (15/8/2014) siang.
Menurut Hashim, pengunduran diri Ahok tidak etis karena hanya dilontarkan di berbagai media. Ahok, kata dia, tidak pernah berpamitan terlebih dahulu secara langsung kepada elite Partai Gerindra.
"Kalau mau mundur, pamitan dengan baik. Bukan pamitan setelah mengundurkan diri. Itu cara yang baik sesuai adat Indonesia dan norma politikus yang baik di seluruh dunia. Saya kira seperti itu," ujarnya.
"Tak etis kalau hanya bicara di pers, anggota partai wajib diskusi dulu. Modal politikus adalah modal suara dan modal pena. Itu modal politikus," tambah Adik Prabowo Subianto itu.
Ahok memutuskan keluar dari keanggotaan Gerindra karena tidak setuju dengan Gerindra yang menginginkan pemilihan kepala daerah dilakukan oleh DPRD, bukan oleh rakyat.
RUU Pilkada saat ini tengah dalam pembahasan di Panitia Kerja DPR. Sebelum Pilpres 2014, parpol yang tergabung dalam koalisi Merah Putih masih mendukung diselenggarakannya Pilkada secara langsung.
Namun kini seluruh parpol, yakni Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional berubah sikap dan menginginkan agar pilkada dipilih oleh DPRD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.