Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mensesneg: Bu Ani Tak Pernah Campuri Kabinet

Kompas.com - 15/12/2013, 10:52 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi membantah keterlibatan Ibu Negara, Kristiani Herawati alias Ani Yudhoyono, dalam kabinet pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pernyataan Sudi ini membantah pemberitaan media Australia, The Australians, yang membeberkan alasan intelijen Australia menyadap Ani lantaran keberadaan Ibu Negara bisa menggeserkan semua posisi penasihat Presiden dalam mengatur kabinet.

"Itu tidak benar, Bu Ani tak pernah mencampuri urusan kabinet," ujar Sudi saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Minggu (15/12/2013).

Sudi menuturkan, setiap kali Presiden berbicara tentang kabinet, Ani Yudhoyono tak pernah ikut serta. Dia pun membantah pemberitaan media itu yang menuturkan Ani Yudhoyono tengah mempersiapkan dinasti keluarganya, dengan mempersiapkan anak sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai calon presiden.

"Tak benar, sama sekali tak benar. Itu Agus dipersiapkan untuk long time oleh dirinya sendiri. Orangtuanya hanya mendidik," imbuhnya.

Alasan Australia menyadap

Media Australia, The Australian, membeberkan alasan intelijen di Negeri Kanguru itu menyadap telepon Ani Yudhoyono pada 2009 silam, ketika SBY hendak memasuki periode kedua masa kepresidenannya. Rencana penyadapan terhadap Ani Yudhoyono itu sudah disiapkan dua tahun sebelumnya, yakni pada 2007.

The Australian mendapat bocoran dari Wikileaks bahwapada 17 Oktober 2007, sebuah kawat diplomatik dikirim dari Kedutaan Australia di Jakarta kepada diplomat Amerika Serikat di Canberra dan CIA. mendWikileaks apat salinan kawat diplomatik yang berjudul "A Cabinet of One -- Indonesia's First Lady Expands Her Influence". Di dalamnya, berisi peranan Ani Yudhoyono yang sudah tiga tahun menjadi first lady.

Dalam pemberitaan itu, disebutkan pula bahwa penyadapan yang dilakukan Defence Signal Directorate (DSD) terhadap Ani Yudhoyono karena Ibu Negara dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh kepada SBY dan dianggap tengah menyiapkan kursi kekuasaan untuk putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono.

Ani Yudhoyono juga disebut sebagai broker kekuasaan yang baru di Indonesia. Posisi Bu Ani sebagai istri SBY membuatnya memiliki posisi penting dalam pengambilan keputusan dalam pemerintahan Indonesia.

Kawat diplomatik yang dikirimkan dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta menuturkan bahwa Ani berhasil menjadi penasihat Presiden yang tak terbantahkan. Posisi Ani bahkan telah membuat penasihat penting lainnya tergusur.

"Ibu Negara diduga telah memanfaatkan aksesnya ke Presiden untuk membantu teman-temannya dan menyingkirkan musuhnya, termasuk Wapres Kalla," tulis media itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

Nasional
Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Nasional
Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com