Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desak MK Putuskan Pilpres 2024 Berjalan Curang, TPDI: Jadikan Momentum untuk Berbenah

Kompas.com - 07/04/2024, 20:30 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus mendesak Mahkamah Konstitusi (MK) menegakkan marwahnya sebagai penjaga demokrasi dan konstitusi.

Menurut Petrus, hal itu bisa diwujudkan dengan mengabulkan gugatan para pemohon pada perselisihan hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2024, yakni kubu pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Anies-Muhaimin dan paslon nomor urut 3 Ganjar-Mahfud.

Dia berharap agar MK menyatakan bahwa Pilpres 2024 memang berjalan curang.

Awalnya, Petrus menyampaikan bahwa MK semestinya menyadari adanya gejolak dari publik yang merasa Pilpres 2024 berjalan menyimpang.

"Ini realitas, yang harus jadi perhatian khusus Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Konstitusi harus jadikan ini momentum untuk berbenah. Tunjukkan bahwa kekuasaan sekuat apa pun tidak bisa diintervensi, dengan membersihkan itu, menyampaikan secara independen," kata Petrus ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Minggu (7/4/2024).

Baca juga: Panggil 4 Menteri, MK Dinilai Tak Batasi Diri Hanya Adili soal Perolehan Suara

Menurut Petrus, apabila MK membongkar dugaan kecurangan Pilpres, maka akan berdampak positif.

Pasalnya, kepercayaan masyarakat yang sekarang berkurang terhadap MK diyakini bisa kembali membaik.

Namun, dia menilai saat ini MK tengah dalam posisi tersandera akibat masih adanya eks Ketua MK Anwar Usman di lingkungan lembaga Konstitusi itu.

Diketahui, Anwar Usman yang merupakan adik ipar Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya diberhentikan sebagai Ketua MK.

Anwar Usman masih menduduki posisi sebagai hakim Konstitusi meski tidak boleh mengadili perkara sengketa pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Kepercayaan masyarakat terhadap MK sebagai salah satu pilar negara hukum yang dijunjung tinggi ini bisa diwujudkan. Karena sekarang ini mereka (MK) tersandera, monster nepotisme masih ada di Mahkamah Konstitusi, yaitu Anwar Usman," ujar Petrus.

Baca juga: Persidangan Usai, MK Dianggap Belum Tuntas Gali Kecurangan Pilpres 2024

Lebih lanjut, Petrus menilai bahwa proses Pemilu 2024 berjalan cacat secara demokrasi dan hukum.

Pendapat serupa, menurut dia, juga diakui oleh hakim Konstitusi Arief Hidayat.

"Bahwa proses Pemilu kita 2024 ini cacat. Hakim Konstitusi Arief Hidayat juga sudah berkomentar, bahwa pemilu ini hiruk pikuk pemilu ini bisa menimbulkan perpecahan antar anak bangsa, karena dia lihat tiap hari massa makin besar berkumpul di MK, di KPU (Komisi Pemilihan Umum) menyampaikan keberatan," kata Petrus.

Sebelumnya diberitakan, MK telah merampungkan rangkaian sidang sengketa Pilpres 2024 pada Jumat (5/4/2024).

Tahapan berikutnya tinggal penyampaian dokumen kesimpulan dan alat bukti yang perlu dilengkapi pada Selasa (16/4/2024) sore, sebelum MK membacakan putusan paling lambat pada Senin (22/4/2024).

Baca juga: Dinamika RPH MK Diyakini Tak Mudah, Pengamat Prediksi Putusan Akan Menyangkut Kepercayaan Publik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com