JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerindra menegaskan bahwa hubungan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan calon presiden pemenang Pilpres 2024 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih sangat baik.
Diketahui, Megawati dan Prabowo kembali berada dalam kubu yang berbeda pada kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Megawati melalui partainya mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Sementara Prabowo maju pada Pilpres 2024 sebagai calon presiden nomor urut 2, didampingi Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden.
Hubungan Megawati dan Prabowo, sebagaimana disampaikan sebelumnya oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman, tetap harmonis pasca Pemilu 2024, juga diamini oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.
"Tidak ada persoalan (hubungan) dalam perspektif pribadi," kata Hasto di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024).
Pada 2009, Megawati dan Prabowo pernah berkoalisi. Mereka berpasangan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.
Kendati demikian, Hasto mengingatkan bahwa partainya belum bisa bersikap untuk rencana mempertemukan Megawati dan Prabowo pasca Pemilu 2024.
Menurutnya, hal itu bergantung pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang sengketa Pilpres.
Diketahui, PDI-P yang tergabung dalam Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud sudah mengajukan gugatan sengketa Pilpres ke MK pada Sabtu pekan lalu.
Baca juga: Soal Pertemuan Prabowo dengan Megawati, PDI-P Tunggu Hasil Sengketa Pilpres di MK
Pada kesempatan itu pula, Hasto tetap memandang Prabowo masih sebagai Menteri Pertahanan, bukan presiden terpilih.
"Dan Pak Prabowo sekarang kapasitasnya masih sebagai Menteri Pertahanan. Dan terkait dengan Pilpres, kita masih menunggu hasil dari MK, sehingga tidak ada persoalan pertemuan-pertemuan itu dilakukan," ucap Hasto.
Menurutnya, jika jadi bertemu Prabowo pun, Megawati bakal bicara tentang perjuangan partainya yang terus melawan rezim Otoriter jika diterapkan di Indonesia.
Hal itu, jelas Hasto, hendaknya dipahami oleh Prabowo bila saatnya bertemu dengan Megawati.
Baca juga: Sebut Megawati dan Prabowo Mungkin Bertemu, Politikus PDI-P: Hubungan Mereka Baik