Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Kalau Beras Turun Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu

Kompas.com - 15/03/2024, 18:43 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengungkapkan dilema pemerintah menstabilkan harga pangan termasuk beras.

Kompleksitas itu dia sampaikan saat menyerahkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Kompleks Pergudangan Bulog Bakaran Batu, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, Jumat (15/3/2024).

Kepala Negara menjelaskan, dilema terjadi ketika petani meminta harga tinggi agar mendapatkan keuntungan lebih. Namun konsumen, khususnya ibu-ibu, membutuhkan harga yang terjangkau.

“Kita ini sulit, kalau harga beras turun, saya dimarahi petani. Tapi kalau beras naik, saya dimarahi ibu-ibu,” kata Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Jumat.

Baca juga: Massa Demo di Depan Gedung Bawaslu RI, Bawa Spanduk Jokowi Tumbang

Mantan Wali Kota Solo ini menegaskan, mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang mencapai 270 juta orang bukanlah hal yang mudah.

Terlebih saat ini, terdapat tantangan produksi beras untuk memenuhi kebutuhan tahunan sebanyak 31 juta ton. Produksi beras yang menurun terjadi, menurutnya, karena kondisi iklim.

"Tapi kalau produksi petani dari petani banyak, ya kita tenang. Tapi begitu kayak kemarin, musim keringnya panjang, ini nanti pasti (me)nanamnya mundur atau basahnya terlalu, hujannya terlalu lebat, ada yang kena banjir," ungkap Jokowi.

Kompleksitas lainnya terjadi lantaran Indonesia adalah negara dengan 17.000 lebih pulau. Keragaman geografis ini menimbulkan kompleksitas dalam distribusi dan penanganan pangan di seluruh Tanah Air.

Baca juga: Tinjau RSUD Sibuhuan, Jokowi Sebut Dokter Spesialis Cukup tapi Alat Medis Perlu Ditambah

"Kalau negara lain penduduknya 10 juta, 20 juta lebih mudah. Kita 270 juta tersebar di 17.000 pulau dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Inilah Indonesia," ucap Jokowi.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bantuan beras untuk meringankan beban masyarakat telah diberikan sejak bulan Januari. Bantuan akan terus berlanjut hingga Juni mendatang.

Pemerintah berencana meneruskan bantuan setelah Juni. Namun, keberlanjutan bantuan tersebut akan bergantung pada ketersediaan anggaran negara.

"Nanti kalau APBN-nya memungkinkan setelah Juni akan dilanjutkan tapi saya enggak janji. Janjinya hanya sampai yang Juni. Nanti saya lihat lagi APBN kira-kira cukup, diteruskan," jelas Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com