KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyoroti keberhasilan Kabupaten Kampar yang berhasil menurunkan prevalensi stunting secara signifikan dari tahun ke tahun.
Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan, prevalensi stunting di Kampar sebesar 32,99 persen pada 2019, lalu menjadi 23,7 persen pada 2020, dan turun menjadi 25,7 persen pada 2021, serta 14,5 persen pada 2022.
Itu berarti, prevalensi stunting di Kabupaten Kampar pada 2022 mendekati target nasional, yakni 14 persen.
Hal itu terungkap dalam acara Gebyar Audit Kasus Stunting (AKS) Tahun 2024 yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau serentak di seluruh kabupaten dan kota di Kantor Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Senin (4/3/2024).
Kepala BKKBN Dokter Hasto mengatakan, lewat kegiatan tersebut, seluruh pihak bisa lebih memahami apa makna sebenarnya AKS.
Baca juga: Kejar Target Penurunan Stunting, BKKBN: Nikahlah pada Usia yang Tepat
“Itulah makna besar AKS. Bukan audit uang, bukan kinerja, tetapi lebih banyak kepada kasus stunting-nya. Saya senang AKS benar-benar di-launching dengan sangat baik sehingga bisa dipahami semuanya,” ujarnya saat menjadi keynote speaker.
Dokter Hasto mengatakan, audit itu untuk mencari underlying problem yang mendasari stunting.
Dengan begitu, satu per satu kasus stunting akan teridentifikasi dan ditindaklanjuti dengan rekomendasi intervensi yang tepat sasaran sesuai permasalahannya.
Dari hasil AKS tersebut, pihak terkait akan bisa membedakan penyebab stunting yang terjadi antara kabupaten satu dengan kabupaten lainnya.
Dia mengatakan, di Kampar, terdapat 44 Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) yang berasal dari berbagai pihak baik perusahaan, lembaga, dan pribadi. Oleh karenanya, seluruh anak yang masih stunting sudah mempunyai BAAS.
Baca juga: Kepala BKKBN Jelaskan Penyebab Stunting, dari Usia Perkawinan hingga Botol Tidak Steril
“Saya sudah keliling ke seluruh Indonesia, yang 'ngeroyok' stunting, seperti di Kampar ini saya belum lihat. Ngeroyok stunting-nya ini serius sekali,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (5/3/2024).
Dokter Hasto mengatakan, dengan dukungan dan gotong royong semua pihak di Kabupaten Kampar, dia optimistis bahwa penanganan stunting akan berjalan lebih baik.
Penanganan stunting, sebut dia, harus terus digenjot, karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi target penurunan angka stunting nasional sebesar 14 persen pada tahun ini.
“Menariknya, di Kabupaten Kampar, jangankan pada akhir 2024, akhir 2022 lalu saja sudah mencapai 14 persen,” katanya.
Dokter Hasto mengatakan, kerja keras dan upaya yang dilakukan Tim Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Kampar luar biasa.
Baca juga: Target BKKBN pada 2024: Stunting Turun Jadi 14 Persen, Unmet Need 7,40 Persen