JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem belum menentukan sikap apakah akan masuk dalam koalisi pemerintahan ke depan atau menjadi oposisi.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi Taslim mengatakan, posisi Nasdem akan ditentukan setelah rekapitulasi suara manual dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) selesai.
Setelah selesai, Nasdem akan mengetahui siapa yang akan berkuasa dan di mana posisi Nasdem di masa depan.
Baca juga: Dukung Hak Angket Kecurangan Pemilu, Nasdem: Mekanismenya Tak Rumit
"Kita musti tahu dulu, kita ini ada di mana," ujarnya dalam acara Gaspol Kompas.com ditayangkan Senin (26/2/2024) malam.
Hermawi juga mengatakan, selain perhitungan KPU selesai, pertimbangan lainnnya adalah faktor komunikasi dan masukan dari kader.
"Sangat tergantung pada komunikasi dan masukan, saya perkirakan anggota DPRD Nasdem itu seluruh Indonesia mencapai 2.000-an, kemarin (pada pemilu 2019) ada 1.800-an, mereka ini kan harus didengar," katanya.
Baca juga: Survei LSI: 47 Persen Pemilih PKB dan 53 Persen Pemilih Nasdem Coblos Prabowo-Gibran
Hermawi juga mengatakan, tiga partai koalisi perubahan bebas menentukan pilihan setelah rekapitulasi KPU selesai.
Nasdem dalam posisi menghormati setiap otoritas partai koalisi yang saat ini bersama berada di Koalisi Perubahan.
"Kita tetap menghormati independensi dan otoritas partai masing-masing, seperti PKB menanggapi bagaimana Pak Surya menanggapi Pak Jokowi itu kan bagus. Cucun bilang memang Nasdem nggak ada koordinasi, tapi itu kan hak Nasdem," tandasnya.
Berdasarkan rekapitulasi KPU dengan suara masuk 77,41 persen, pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan 58,84 persen suara.
Lalu ada pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang diusung Nasdem bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 24,46 persen suara.
Kemudian pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 16,7 persen suara.
Sebelumnya pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno memprediksi Nasdem akan bergabung dengan pemerintahan jika pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung partai tersebut, Anies-Muhaimin, kalah dalam Pilpres 2024.
Menurut Adi, Nasdem dan PKB kemungkinan bakal meninggalkan Koalisi Perubahan atau gabungan parpol yang mengusung Anies. Keduanya akan bergabung ke koalisi pemenang.
Baca juga: PKB dan Nasdem Diprediksi Bakal Loncat Gabung Koalisi Prabowo
Adi berpandangan kedua partai itu memiliki kecenderungan berkoalisi dengan pihak pemenang dalam pilpres.
Secara khusus, menurut dia, PKB juga tidak pernah menjadi bagian dari oposisi.
“Karena memang mazhab politik PKB itu enggak pernah jadi oposisi. Ya mirip-mirip Golkar The Ruling Party (partai penguasa), jadi siapapun yang menang jadi presiden, kecenderungan besar berkoalisi,” ujar Adi, Sabtu (17/2/2024).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.