Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Jadi Oposisi atau Gabung Pemerintahan, Nasdem Tunggu Penghitungan Suara Tuntas

Kompas.com - 27/02/2024, 08:43 WIB
Singgih Wiryono,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem belum menentukan sikap apakah akan masuk dalam koalisi pemerintahan ke depan atau menjadi oposisi.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Hermawi Taslim mengatakan, posisi Nasdem akan ditentukan setelah rekapitulasi suara manual dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) selesai.

Setelah selesai, Nasdem akan mengetahui siapa yang akan berkuasa dan di mana posisi Nasdem di masa depan.

Baca juga: Dukung Hak Angket Kecurangan Pemilu, Nasdem: Mekanismenya Tak Rumit

"Kita musti tahu dulu, kita ini ada di mana," ujarnya dalam acara Gaspol Kompas.com ditayangkan Senin (26/2/2024) malam.

Hermawi juga mengatakan, selain perhitungan KPU selesai, pertimbangan lainnnya adalah faktor komunikasi dan masukan dari kader.

"Sangat tergantung pada komunikasi dan masukan, saya perkirakan anggota DPRD Nasdem itu seluruh Indonesia mencapai 2.000-an, kemarin (pada pemilu 2019) ada 1.800-an, mereka ini kan harus didengar," katanya.


Baca juga: Survei LSI: 47 Persen Pemilih PKB dan 53 Persen Pemilih Nasdem Coblos Prabowo-Gibran

Hermawi juga mengatakan, tiga partai koalisi perubahan bebas menentukan pilihan setelah rekapitulasi KPU selesai.

Nasdem dalam posisi menghormati setiap otoritas partai koalisi yang saat ini bersama berada di Koalisi Perubahan.

"Kita tetap menghormati independensi dan otoritas partai masing-masing, seperti PKB menanggapi bagaimana Pak Surya menanggapi Pak Jokowi itu kan bagus. Cucun bilang memang Nasdem nggak ada koordinasi, tapi itu kan hak Nasdem," tandasnya.

Berdasarkan rekapitulasi KPU dengan suara masuk 77,41 persen, pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan 58,84 persen suara.

Lalu ada pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang diusung Nasdem bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 24,46 persen suara. 

Kemudian pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 16,7 persen suara. 

Diprediksi gabung koalisi pemenang

Sebelumnya pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno memprediksi Nasdem akan bergabung dengan pemerintahan jika pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung partai tersebut, Anies-Muhaimin, kalah dalam Pilpres 2024. 

Menurut Adi, Nasdem dan PKB kemungkinan bakal meninggalkan Koalisi Perubahan atau gabungan parpol yang mengusung Anies. Keduanya akan bergabung ke koalisi pemenang.

Baca juga: PKB dan Nasdem Diprediksi Bakal Loncat Gabung Koalisi Prabowo

Adi berpandangan kedua partai itu memiliki kecenderungan berkoalisi dengan pihak pemenang dalam pilpres.

Secara khusus, menurut dia, PKB juga tidak pernah menjadi bagian dari oposisi.

“Karena memang mazhab politik PKB itu enggak pernah jadi oposisi. Ya mirip-mirip Golkar The Ruling Party (partai penguasa), jadi siapapun yang menang jadi presiden, kecenderungan besar berkoalisi,” ujar Adi, Sabtu (17/2/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com