Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Litbang "Kompas": Pemilih PKS Paling Loyal, PDI-P Cenderung Menurun

Kompas.com - 16/02/2024, 15:48 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Litbang Kompas pascapencoblosan pada 14 Februari 2024 menunjukkan tingkat loyalitas pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 relatif tinggi.

Pada survei pascapencoblosan ini, sebanyak 70,2 persen responden pemilih PKS adalah sekaligus pemilih partai pada edisi Pemilu 2019.

"Artinya, kelompok pemilih partai ini cukup memiliki loyalitas yang tinggi terhadap PKS sebagai pilihan partai yang kembali mereka percaya dan dicoblos saat pemungutan suara," demikian dituliskan oleh Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu, dalam Kompas.id, Kamis (15/2/2024).

Tingkat loyalitas pemilih PKS dari hasil survei pascapencoblosan sebenarnya relatif konsisten karena terbaca juga di sejumlah yang dilakukan Litbang Kompas.

Baca juga: Analisis Litbang “Kompas”: Loyalitas Pemilih PDI-P Menurun pada Pileg 2024 karena Faktor Jokowi

Pada survei Januari 2022, misalnya, tingkat loyalitas pemilih partai yang berbasis pemilih Muslim perkotaan dan terdidik ini mencapai 75 persen. Angka ini relatif konsisten dengan beberapa survei yang dilakukan Litbang Kompas berikutnya.

Dengan kata lain, dari sembilan partai politik pemilik kursi DPR, PKS menjadi partai politik dengan tingkat loyaslitas pemilih yang relatif tinggi.

Sementara, tingkat loyalitas pemilih PDI Perjuangan (PDI-P) cenderung menurun dibandingkan survei sebelum pemilihan yang dilakukan Litbang Kompas.

Dalam survei pascapencoblosan, loyalitas pemilih PDI-P mencapai angka 47,2 persen. Angka ini cenderung menurun jika dibandingkan rata-rata loyalitas yang terbaca sebelum pemilu yang mencapai angka 70 persen.

Baca juga: Analisis Litbang “Kompas”: Ganjar-Mahfud Belum Sepenuhnya Diterima oleh Pemilih PDI-P

Penurunan loyalitas pemilih PDI-P ini tidak lepas dari terjadinya perubahan konfigurasi politik pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Perubahan konfigurasi politik ini terkait pecah kongsinya Presiden Joko Widodo yang merupakan kader PDI-P, dengan kebijakan dan langkah politik partai banteng dalam pilpres.

"Faktor Jokowi, diakui atau tidak, turut memberikan pengaruh yang sedikit banyak membuat daya elektoral PDI-P cenderung terganggu sehingga mengurangi potensi pemilih loyal mereka yang sebelumnya relatif konsisten memilih partai ini," tulis Yohan.

Berikut distribusi pilihan partai politik pemilih pada Pemilu 2024 mengacu pada partai politik pilihan pemilih pada Pemilu 2019 menurut survei Litbang Kompas:

PDI Perjuangan

  • PDI-P: 47,2 persen
  • Gerindra: 18,5 persen
  • Golkar: 6,9 persen
  • PKB: 4,2 persen
  • Demokrat: 2,5 persen
  • PKS: 2,9 persen
  • Nasdem: 4,2 persen
  • PAN: 2,6 persen
  • PPP: 1,1 persen
  • Lainnya: 4,6 persen
  • Tidak tahu/rahasia: 5,3 persen

Partai Gerindra

  • PDI-P: 3,6 persen
  • Gerindra: 57,8 persen
  • Golkar: 5,5 persen
  • PKB: 5,6 persen
  • Demokrat: 3,0 persen
  • PKS: 7,9 persen
  • Nasdem: 5,9 persen
  • PAN: 2,2 persen
  • PPP: 0,9 persen

Lainnya: 4,1 persen

Tidak tahu/rahasia: 3,5 persen

Partai Golkar

  • PDI-P: 8,7 persen
  • Gerindra: 10,8 persen
  • Golkar: 45,6 persen
  • PKB: 4,4 persen
  • Demokrat: 4,2 persen
  • PKS: 4,2 persen
  • Nasdem: 7,3 persen
  • PAN: 4,4 persen
  • PPP: 2,1 persen
  • Lainnya: 3,3 persen
  • Tidak tahu/rahasia: 5,0 persen

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

  • PDI-P: 3,1 persen
  • Gerindra: 8,8 persen
  • Golkar: 5,6 persen
  • PKB: 59,7 persen
  • Demokrat: 1,7 persen
  • PKS: 2,3 persen
  • Nasdem: 4,0 persen
  • PAN: 4,6 persen
  • PPP: 3,5 persen
  • Lainnya: 1,5 persen
  • Tidak tahu/rahasia: 5,2 persen

Partai Demokrat

  • PDI-P: 5,1 persen
  • Gerindra: 14,1 persen
  • Golkar: 7,9 persen
  • PKB: 3,6 persen
  • Demokrat: 39,4 persen
  • PKS: 9,5 persen
  • Nasdem: 6,6 persen
  • PAN: 3,3 persen
  • PPP: 0,8 persen
  • Lainnya: 3,6 persen
  • Tidak tahu/rahasia: 6,1 persen

Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

  • PDI-P: 2,1 persen
  • Gerindra: 4,4 persen
  • Golkar: 2,1 persen
  • PKB: 3,9 persen
  • Demokrat: 1,3 persen
  • PKS: 70,2 persen
  • Nasdem: 5,5 persen
  • PAN: 1,6 persen
  • PPP: 1,8 persen
  • Lainnya: 3,8 persen
  • Tidak tahu/rahasia: 3,3 persen

Partai Nasdem

  • PDI-P: 5,8 persen
  • Gerindra: 9,6 persen
  • Golkar: 5,8 persen
  • PKB: 5,3 persen
  • Demokrat: 1,0 persen
  • PKS: 2,4 persen
  • Nasdem: 62,0 persen
  • PAN: 1,9 persen
  • PPP: 2,4 persen
  • Lainnya: 2,4 persen
  • Tidak tahu/rahasia: 1,4 persen

Partai Amanat Nasional (PAN)

  • PDI-P: 3,1 persen
  • Gerindra: 7,8 persen
  • Golkar: 3,6 persen
  • PKB: 2,6 persen
  • Demokrat: 2,1 persen
  • PKS: 5,2 persen
  • Nasdem: 6,3 persen
  • PAN: 56,8 persen
  • PPP: 1,0 persen
  • Lainnya: 7,4 persen
  • Tidak tahu/rahasia: 4,1 persen

Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

  • PDI-P: 4,9 persen
  • Gerindra: 8,4 persen
  • Golkar: 4,9 persen
  • PKB: 8,4 persen
  • Demokrat: 9,1 persen
  • PKS: 12,6 persen
  • Nasdem: 5,6 persen
  • PAN: 2,1 persen
  • PPP: 35,7 persen
  • Lainnya: 3,4 persen
  • Tidak tahu/rahasia: 4,9 persen

Adapun survei pascapencoblosan ini dilakukan Litbang Kompas melalui wawancara tatap muka pada 14 Februari 2024. Sebanyak 7.863 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis proporsional bertingkat di 38 provinsi di Indoensia.

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian lebih kurang 1,11 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Meski demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.

Survei ini dibiayai sepenuhnya oleh harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com