Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Nasir
Wartawan

Wartawan Kompas, 1989- 2018

HUT Ke-78 PWI: Berpikir Kritis dan Jurnalisme Kekinian

Kompas.com - 12/02/2024, 12:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERSATUAN Wartawan Indonesia (PWI), Jumat (9/2/2024) lalu berusia 78 tahun. Organisasi wartawan terbesar dan tertua dengan jumlah anggota sekitar 20.000 orang ini, tetap bersemangat membekali anggotanya dengan cara kerja jurnalistik kekinian, multi tasking, dan berpikir kritis.

Berpikir kritis sangat penting bagi wartawan untuk menguji kebenaran informasi sebelum dikemas menjadi berita.

Apalagi sekarang berseliweran kabar palsu, informasi menyesatkan, kemampuan membaca dan menulis dengan kritis menjadi sangat penting.

Berpikir kritis akan membantu wartawan menemukan kebenaran dan membedakan mana yang benar dan tidak. Semua harus dilihat dengan skeptis dan pikiran njlimet (menyeluruh).

“Wartawan itu cerewet, pengecam, penasihat, pengawas, penguasa dan guru bangsa. Empat surat kabar musuh lebih aku takuti daripada seribu bayonet,” kata Napoleon Bonaparte dalam kutipannya yang tersohor.

Napoleon (1769- 1821), sang kaisar dan komandan militer Perancis menggambarkan wartawan sebagai sosok yang cerewet.

Kecerewetan itu pantulan dari pikiran kritis. Bukan itu bukan ini, tapi yang lain, yang benar. Pikiran kritis (critical thinking) digunakan untuk menggali informasi yang benar.

Untuk menjaga wartawan tetap berpikir kritis dan mengikuti perkembagan teknologi terkini, PWI Pusat bekerja sama dengan seluruh PWI provinsi menyelenggarakan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) versi baru.

SJI yang didesain sebagai mobile school (sekolah keliling) yang didirikan PWI telah dibuka oleh Menteri Pendidikan, Kabudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, 6 Februari 2024 di Gedung PWI Jawa Barat, Jalan Wartawan II, Bandung.

Menurut Direktur SJI Ahmed Kurnia, sekolah jurnalisme ini dikatakan versi baru karena mengajarkan jurnalisme kekinian, multi tasking, dan critical thinking.

Kritis terhadap informasi dari segala arah, termasuk informasi yang disebarkan melalui kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang berpotensi mengandung hoax.

Penyelenggaraan pendidikan model baru ini juga disampaikan dalam laporan Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun dalam acara ulang tahun PWI ke-78 di kantor PWI Pusat, Jakarta, Jumat (9/2/2024).

Ulang tahun PWI yang ditandai pemotongan tumpeng, bersamaan dengan Hari Pers Nasional, 9 Februari, dihadiri antara lain Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, Ketua Dewan Pers Dr Ninik Rahayu, SH, MS, Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat Sasongko Tedjo, Ketua Dewan Penasehat PWI Pusat H. Ilham Bintang, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, sejumlah tokoh pers, perwakilan organisasi pers, dan jajaran pengurus PWI.

Dalam kesempatan terpisah, Hendry Ch Bangun berharap melalui SJI, semua wartawan di seluruh Indonesia mampu bekerja dengan nalar kritis, sekaligus memiliki wawasan kebangsaan.

Dengan daya nalar kritis, pers dituntut mampu mem-verifikasi kebenaran informasi sebelum menjadikan informasi sebagai berita media massa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com