Untuk menghasilkan berita yang tidak asalan, wartawan perlu merancang pertanyaan kritis dalam wawancara. Banyak mengajukan pertanyaan “mengapa (why), selain “apa, kapan, di mana, siapa, dan bagaimana”.
Bahkan wartawan juga harus kritis antara lain dengan membongkar opini yang seringkali tersembunyi dalam kata sifat.
Misalnya kata sifat “kaya”, perlu dibongkar seperti apa yang dimaksud dengan kata “kaya” yang digunakan untuk kata sifat seseorang.
Karena kata sifat mengandung opini, maka kata sifat sebaiknya dihindari. Kata sifat antara lain, hebat, baik, luar biasa, cantik, indah, ramah, mudah, sulit, kotor, segar, buruk, murah, mahal, besar, kecil, sopan, tidak sopan, dan santun.
Boleh menggunakan kata sifat, asalkan dengan menunjukkan fakta-faktanya secara memadai. Lebih baik mengganti kata sifat dengan kata kerja dan kata benda yang jelas.
Misalnya, kata sifat “kaya” diurai dengan kata kerja dan kata benda. Kata “kaya” bisa diganti dengan “mempunyai 10 rumah masing-masing seharga”.
Dengan menguraikan kata sifat, wartawan tidak mudah terjebak dalam permainan kata. Misalnya, ada yang mengatakan calon wakil presiden A tidak sopan.
Kata “tidak sopan” harus dijelaskan atau didiskripsikan dan atau dinarasikan, supaya wartawan tidak ikut beropini.
“Ketika kamu menggunakan kata sifat, kamu akan berisiko menyelipkan opinimu ke dalam cerita,” kata Carole Rich dalam bukunya Writing and Reporting News, A Coaching Methode, Wadsworth Chengage Learning, 2010.
Wartawan dalam kode etik jurnalistik tidak boleh menulis opininya sendiri. Wartawan hanya melaporkan kejadian, dengan keadaan apa adanya dengan sudut pandang yang menarik.
Bahkan dalam menulis feature, misalnya, wartawan dituntut mempunyai kemampuan menarasikan suatu kejadian atau keadaan yang dilihatnya sendiri atau berdasarkan interview yang sangat detail.
Tulisan narasi, suatu tulisan bertutur yang dramatik, merekonstruksi kejadian, untuk mengajak pembaca seakan-akan menjadi saksi atau menyaksikan kejadian yang sedang dituturkan penulis.
Wartawan juga dituntut mampu menyampaikan informasi dengan gaya diskripsi. Walaupun feature ditulis dengan menggunakan diskripsi dan terasa seperti novel, bahan utamanya tetap serangkaian fakta (non-fiction), bukan fiction seperti novel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.