Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean WNI di TPS Kuala Lumpur Akibat Jumlah DPT dan DPK Sama Besar

Kompas.com - 11/02/2024, 17:51 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pemungutan suara dalam Pemilu dan Pilpres 2024 bagi warga Indonesia yang bermukim di Kuala Lumpur, Malaysia pada hari ini, Minggu (14/2/2024), sempat terkendala karena jumlah pemilih yang membeludak.

Menurut Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo, pemungutan suara di Kuala Lumpur dipusatkan di Gedung World Trade Center.

Wahyu mengatakan, permasalahan yang terjadi dalam pemungutan suara Pemilu dan Pilpres 2024 adalah jumlah pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK) jumlahnya hampir seimbang, yakni masing-masing lebih dari 200.000 orang.

WNI yang masuk dalam DPK karena nama mereka tidak masuk dalam DPT akibat berbagai hal. Alhasil mereka membawa paspor dan kartu tanda penduduk buat mendaftar menjadi pemilih hari ini.

Baca juga: Pemilih di Kuala Lumpur Membeludak, Waktu Pencoblosan DPK Dimajukan

Alhasil, proses pendaftaran sempat terhambat karena jumlah pemilih yang membeludak.

"Masalah krusial adalah besarnya angka pemilih non DPT yang datang pada hari H, sebagian besar tadi pagi," kata Wahyu dalam telekonferensi melalui Zoom.

Wahyu mengatakan, di WTC Kuala Lumpur terdapat 223 TPS yang disiapkan oleh PPLN.

TPS itu berada di 2 lantai berbeda, yakni TPS nomor 01 sampai 139 berada di lantai 4. Kemudian TPS nomor 139 sampai 223 berada di lantai 3.

Baca juga: Pencoblosan di Riyadh Selesai, Pemilih Membludak di Tengah Cuaca Dingin


Wahyu yang juga menjadi pemantau Pemilu di luar negeri mengatakan, karena jumlah pemilih yang cukup besar dan konsentrasi TPS di WTC maka antrean pun mengular.

"Antrean membeludak. Sebagian besar mereka yang antri adalah pemilih non DPR. Kalau mengacu pada aturan memang baru bisa memilih 1 jam sebelum penutupan, tapi ini dimajukan," ujar Wahyu.

Dalam kesempatan yang sama, Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini yang juga menjadi pemantau Pemilu di Malaysia menilai akurasi data sangat penting supaya tidak terjadi penumpukan massa calon pemilih.

"Pemilih via pos di Malaysia seharusnya tidak ditentukan oleh PPLN (panitia pemilihan luar negeri), melainkan berdasar permintaan dari pemilih langsung atau by request," kata Titi melalui Zoom.

Baca juga: WNI yang Mau Nyoblos di Kuala Lumpur Membeludak, Ratusan Ribu Orang Tak Masuk DPT

Sedangkan proses pemungutan suara di Tawau, Sabah, Malaysia serta Singapura berjalan lancar dan kondusif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

Nasional
Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com