Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Elektabilitas Partai Gelora Menanjak, Survei SPIN Ungkap Alasannya

Kompas.com - 09/02/2024, 13:35 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Survei and Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara menjabarkan beberapa alasan di balik tren kenaikan elektabilitas Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia.

Pertama, kata dia, Partai Gelora berhasil membangun narasi baru sebagai partai moderat yang tidak terlalu menonjolkan identitas keislaman.

Meskipun secara historis merupakan pecahan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), partai tersebut mampu memperluas dukungan pemilih dari berbagai latar belakang dengan memilih asas Pancasila.

“Dengan memilih asas Pancasila, Partai Gelora bisa memperluas dukungan pemilih dari rumpun partai-partai islam yang makin mengecil,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman Partaigelora.id, Jumat (9/2/2024).

Baca juga: Punya Narasi Kuat, Partai Gelora Yakin Lolos ke Senayan

Igor menilai bahwa positioning Partai Gelora saat ini sudah tepat, karena dengan pendekatan tersebut mereka dapat menarik dukungan dari pemilih yang mungkin enggan mendukung partai-partai Islam yang lebih kental.

Alasan kedua adalah dukungan Partai Gelora terhadap pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Igor menyatakan bahwa hal tersebut juga berkontribusi pada kenaikan elektabilitas Partai Gelora.

Selanjutnya, sebut dia, adanya ketokohan dari tiga petinggi Partai Gelora, yaitu Anis Matta sebagai ketua umum, Fahri Hamzah sebagai wakil ketua umum yang juga merupakan salah satu juru bicara (jubir) Prabowo-Gibran, serta Mahfuz Sidik sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) yang menjadi Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Gibran.

Baca juga: Elektabilitas Prabowo-Gibran Tembus 52,5 Persen, TKN: Kemenangan Satu Putaran Sudah Terlihat

“Dukungan penuh Partai Gelora melalui tokohnya, seperti Anis Matta, Fahri Hamzah, dan Mahfuz Sidik kepada pasangan Prabowo-Gibran ini berdampak positif pada meningkatnya elektabilitas partai ini,” tutur Igor.

Meskipun demikian, Igor menekankan bahwa Partai Gelora masih perlu bekerja keras untuk mencapai parliamentary threshold atau ambang batas parlemen yang disepakati, yakni 4 persen.

Dia menegaskan bahwa keberhasilan partai tersebut untuk lolos verifikasi dan ikut dalam pemilihan umum (pemilu) harus diiringi dengan inovasi politik yang menciptakan varian baru yang berbeda dengan partai-partai lama.

“Keberhasilan Partai Gelora lolos verifikasi dan ikut pemilu harus disertai dengan menciptakan varian baru dalam politik Indonesia dengan visi dan misi yang dimilikinya,” imbuhnya.

Baca juga: Refleksi Politik Indonesia atas Memanasnya Politik di Filipina

Masyarakat cenderung pilih partai bercorak nasionalis

Pada kesempatan tersebut, Igor menekankan bahwa partai-partai baru yang mengalami kenaikan elektabilitas cenderung memiliki corak nasionalis atau moderat, daripada corak yang berbasis keagamaan.

"Secara teoritis, mayoritas pemilih Indonesia memang lebih (condong) memilih partai (dengan orientasi) nasionalis daripada partai (berbasis) agama. (Oleh karena itu) partai yang melakukan pendekatan pendekatan nasionalis dan moderat cenderung lebih banyak dipilih," imbuhnya.

Untuk diketahui, dalam survei yang dilakukan oleh lembaga SPIN, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mencatat elektabilitas sebesar 3,8 persen, sedangkan Partai Gelora mencapai 2 persen.

Baca juga: Dicoret dari Peserta Pemilu, Suara PSI dan Partai Garuda di Kabupaten Purworejo Tak Sah

Survei tersebut berlangsung dari tanggal 8-14 Januari 2024 dengan melibatkan 2.178 responden di 38 provinsi di seluruh Indonesia. Metode survei yang digunakan adalah multistage random sampling, yaitu kombinasi dari strategi pengambilan sampel.

Survei dilakukan melalui wawancara langsung dengan bantuan kuesioner. Hasilnya, margin of error dari survei tersebut sekitar 2,1 persen, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com