Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar dan Walhi Singgung Perbaikan Lingkungan Hidup Tak Terwujud di Rezim Jokowi

Kompas.com - 09/02/2024, 05:11 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, menyinggung perbaikan lingkungan hidup tak terwujud selama dua periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini disampaikan Ganjar setelah bertandang ke kantor Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) di Jakarta, Kamis (8/2/2024).

Ganjar dan Direktur Eksekutif Walhi Zenzi Suhadi sama-samamengungkit bahwa Jokowi juga pernah bertandang dan menerima masukan Walhi sebelum pertama kali menjadi capres.

"Ya karena enggak terwujud (oleh Jokowi) makanya (capres) diundang lagi, harapannya kan berharap pada pemimpin-pemimpin berikutnya yang memimpin," kata Ganjar.

"Kenapa kemarin tidak jalan karena macam-macam, umpama tadi kalau kita bicara salah satunya tambang, itu ceritanya jadi satu saja (masalahnya), governance-nya tidak berjalan dengan baik," ujarnya lagi.

Baca juga: Ganjar Sambangi Walhi, Diskusi Review Izin Tambang dan Sawit hingga Hilirisasi Rempah

Ganjar menyinggung bahwa untuk menciptakan tata kelola perbaikan lingkungan hidup yang baik, maka ada empat faktor yang mesti dibenahi, yakni regulasi, kelembagaan, sistem, dan aktor politiknya.

Ganjar mengakui bahwa perbaikan tata kelola lingkungan hidup memang tak mudah dilakukan karena empat faktor itu harus berjalan beriringan.

"Ada kok aktor yang bagus, sudah duduk (menjabat), kepleset juga dia kan, terlibat problem. Tidak ada yang jalan 100 persen seperti mimpi kita. Tapi jangan terlalu jauh, mesti ada improvement yang makin bagus untuk bisa memperbaiki situasi," kata Ganjar.

"Kadang-kadang kelembagaan bagus, sistemnya akan bagus. Aktornya jelek, bengkok. Belum kalau kemudian itu dititipi A, B, C, D, begitu kan ceritanya," ujarnya lagi.

Baca juga: Megawati Ajak Rakyat Pilih Ganjar: Capres Rambut Putih, kalau Berubah Hitam Pilih yang Paling Ganteng

Mantan Gubernur Jawa Tengah ini juga menyinggung soal ESG (enviroment, social, governance) yang seharusnya bisa menjadi tolok ukur perbaikan tata kelola lingkungan hidup.

"Selebihnya apa? Dikontrol, kalau itu tidak berjalan ya jelek," kata Ganjar.

Senada dengan Ganjar, Zenzi juga menyinggung hal serupa. Dia mengkritik paradigma ekonomi rezim Jokowi yang berdampak buruk bagi lingkungan karena berfokus pada bisnis ekstraktif termasuk sebagian besar di antaranya tambang dan sawit.

Zenzi juga menyarankan moratorium pemberian izin baru untuk usaha tambang dan meninjau ulang izin-izin yang telah diberikan sejauh ini.

"Tadi, di dalam kami sampaikan juga dengan Pak Ganjar, kami menerima Pak Ganjar karena dulu juga sembilan tahun yang lalu Jokowi ketika mencalon presiden juga datang ke mari," kata Zenzi.

"Kalau kita masih membicarakan masalah lingkungan masalah sumber daya alam saat ini, artinya Jokowi sembilan tahun ini gagal menyelamatkan lingkungan di Indonesia, gagal melindungi hak rakyat, dan gagal merumuskan pembangunan ekonomi yang dapat melindungi lingkungan di Indonesia," ujarnya lagi.

Baca juga: Soal Pernyataan Ahok Terkait Jokowi, Ganjar: Intinya Ingin Bantu Saya, Beliau Punya Karakter Sendiri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangkan Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangkan Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis Lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis Lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Nasional
Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Nasional
Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com