JAKARTA, KOMPAS.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan, partainya sudah move on dari kontestasi politik Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Hal itu disampaikan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto saat memberikan pengarahan di Rapat Konsolidasi DPC PDI-P Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024).
Hasto menekankan para kader PDI-P untuk fokus menyiapkan langkah strategis memenangi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) bulan November mendatang.
"Partai move on, tetap bergerak ke depan, partai menyiapkan langkah-langkah strategis termasuk di dalam agenda yang sebentar lagi akan kita hadapi pada 27 November 2024 dengan Pilkada Serentak," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (27/4/2024).
Baca juga: Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019
Dia mengatakan, kunci utama PDI-P menghadapi Pilkada November mendatang adalah soliditas di seluruh jajaran partai.
Artinya, para elite harus solid. Dalam konteks itu, Hasto mengatakan jangan sampai ada lagi pihak yang mengaku sahabat tetapi sebenarnya adalah pengkhianat.
"Karena ini ada yang mengaku sahabat, tapi malah mendemo kantor partai. Itu pengkhianat, bukan sahabat," tegas Hasto.
Dia juga mengingatkan bahwa akan ada beberapa proyek politik yang mencoba membelah soliditas PDI-P melalui politik devide et impera.
Oleh karena itu, semua kader harus solid dalam menghadapi pilkada.
“Dalam pilkada pasti ada yang namanya vested interest, ada kepentingan-kepentingan, bahkan kadang kepentingan orang per orang. Maka, akan ada upaya bagaimana mengganggu soliditas PDI-P," ujar Hasto.
Baca juga: Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi
Dalam kesempatan itu, Hasto juga menyampaikan satu poin terkait situasi demokrasi saat ini.
Menurut dia, di dalam menghadapi keguncangan demokrasi yang terjadi saat ini, setiap kader harus selalu mengingat bahwa kebenaran ada di rakyat arus bawah.
“Sebab, nurani paling jernih itu ada di arus bawah. Karena itu belajar dari pemilu, setiap kader harus tunjukkan watak sejatinya. Sebab, ujian itu adalah bukan ketika berjuang berusaha menjadi pemimpin, tapi ujian sebenarnya adalah ketika sudah memegang kekuasaan itu,” tutur Hasto.
Diketahui, capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diusung PDI-P kalah dalam Pilpres 2024.
Mereka menempati urutan terakhir dari total tiga kandidat yang ada. Mereka hanya meraup 27.040.878 suara atau sekitar 16,47 persen dari seluruh suara sah nasional.
Pasangan itu tertinggal jauh dari capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang memborong 96.214.691 suara atau sekitar 58,58 persen dari seluruh suara sah nasional.
Baca juga: Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini
Sementara itu, capres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengantongi 40.971.906 suara atau sekitar 24,95 persen dari seluruh suara sah nasional.
Gugatan sengketa hasil pilpres yang dilayangkan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin juga telah ditolak oleh Mahkamah Konstitusi (MK).
Pada Rabu (24/4/2024), KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wakil Presiden Terpilih 2024-2029.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.