Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar: Tata Kelola Transportasi Indonesia Timur Harus Dirintis BUMN

Kompas.com - 30/01/2024, 12:49 WIB
Vitorio Mantalean,
Krisiandi

Tim Redaksi

BANDA NEIRA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengakui bahwa sistem transportasi di Indonesia bagian timur, khususnya di Kepulauan Maluku, masih jauh dari ideal.

Banyak pulau tersebut di kawasan tersebut, namun aksesibilitas antarpulau masih sulit dan mahal lantaran keterbatasan armada.

Ganjar menilai, pembangunan tata kelola transportasi di Indonesia bagian timur perlu diperhatikan lebih jauh oleh pemerintah pusat. Pusat, kata Ganjar, jangan menyerahkan sepenuhnya urusan tata kelola transportasi kepada kepala daerah atau mekanisme pasar. 

Baca juga: Penerbangannya Gagal, Ganjar Tetap Upayakan Sambangi Banda Neira karena Hal Ini

"Tata kelolanya mesti asimetris ya, otonomi daerahnya mesti asimetris, sehingga jangan disamakan seluruh potensi yang ada ini berlaku aturan yang sama, karena cirinya berbeda-beda," kata dia dalam lawatannya ke Banda Neira, Maluku, Selasa (30/1/2024).

Ia mengakui, Indonesia saat ini masih berfokus pada sistem transportasi umum berbasis darat, baik bus atau kereta.

Padahal, negara kepulauan seperti Indonesia seharusnya berfokus pada transportasi laut dan udara. Dua hal ini masih menjadi masalah di Maluku.

Dari Ambon ke Banda Neira saja, misalnya, setiap hari terdapat pelayaran dari kapal milik negara. Sementara itu, penerbangan amat jarang, harganya mahal, serta begitu terbatas kapasitas angkutnya.

Baca juga: Ganjar Kampanye di Banda Neira, Makassar, dan Malang Hari Ini

Itu, lanjut Ganjar, baru bicara Ambon ke Banda Neira. Dari Ambon ke Maluku Barat Daya, yang lebih dekat ke Timor Leste, keadaannya lebih buruk lagi.

Ganjar pun menerima keluhan yang sama selama kunjungannya ke Ambon selama dua hari belakangan. Kalau perlu, menurutnya, jumlah puskesmas terapung diperbanyak untuk setiap kawasan kepulauan.

"'Pak Ganjar, penerbangan dulu cukup banyak sehingga wisatawan masuk tapi hari ini tidak. Bisa enggak dikembalikan? Maka orang akan datang ke sini dengan fasilitas transportasi yang lebih baik'. Barangkali karena ini bercirikan kepulauan, maka pembangunannya ya ocean based oriented," jelas dia.

"Itulah pentingnya membuat perlakuan khusus atau special treatment untuk daerah-daerah ini dengan afirmasi-afirmasi," lanjut Ganjar.

Baca juga: Ganjar Kampanye di Banda Neira, Makassar, dan Malang Hari Ini

Ia meyakini, dalam kondisi yang belum terbangun dengan baik, swasta akan gamang untuk berinvestasi membangun tata kelola transportasi laut yang terjangkau.

"State entity business atau BUMN harus dipakai untuk pioneering. Jadi apa? Kapal Pelni ditambah, atau penerbangan perintis masuk dulu sampai kemudian bagus, negara pelan-pelan keluar terus kemudian swasta boleh masuk," kata Ganjar.

"Atau kemudian ya berkolaborasi (dengan swasta) atau berkompetisi juga boleh. Itu yang mesti dilakukan dengan potensi yang sehebat ini," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

Nasional
Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

Nasional
Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

Nasional
Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com