Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPN Ganjar-Mahfud Sebut Masyarakat Adat Kerap Jadi Korban Proyek Pemerintah

Kompas.com - 23/01/2024, 14:51 WIB
Ihsanuddin

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, berjanji akan memberi perlindungan bagi masyarakat adat

Wakil Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Sumantri Suwarno mengatakan, dalam banyak konflik agraria, masyarakat adat lebih sering dikorbankan dan harus tersingkir dari wilayah adat yang sudah dihuni beberapa generasi.

Ia pun menjamin hal itu tak lagi terjadi jika Ganjar-Mahfud memenangi pilpres.

"Keberadaan Prof Mahfud MD dengan kemampuan dan integritasnya menjadi jaminan bagi adanya penegakan hukum agar hak masyarakat adat terlindungi dan aspirasi mereka didengarkan," kata Sumantri di Jakarta, Selasa (23/1/2024), seperti dilansir Antara.

Baca juga: Mahfud MD Sebut 20.000 Masyarakat Adat Tidak Bisa Ikut Pemilu 2024 gara-gara Tak Punya KTP

Menurut data dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), anggota komunitas masyarakat adat di berbagai wilayah Nusantara berjumlah 70 juta orang.

Anggota masyarakat adat itu hidup berdampingan dengan sumber daya alam, termasuk hutan adat yang meliputi luas sekitar 27 juta hektar.

Sayangnya, kata Sumantri, dalam proses pembangunan terutama untuk pemenuhan kebutuhan pangan ataupun energi, banyak proyek pemerintah dan swasta yang mengesampingkan peran bahkan mengorbankan masyarakat adat.

Sumantri mengatakan, duet Ganjar-Mahfud akan memastikan bahwa pencapaian ketahanan pangan dan energi dalam pelaksanaannya tidak boleh menghancurkan lingkungan yang menjadi rumah dan halaman masyarakat adat.

"Pasangan Ganjar Mahfud meyakini bahwa pelestarian lingkungan dan penghargaan terhadap masyarakat adat adalah tanggung jawab kepemimpinan yang harus dijalankan dengan seksama dan tanpa kompromi," ujarnya.

Baca juga: Selesaikan Masalah Tanah Adat, Mahfud MD Janji Tertibkan Birokrasi dan Aparat Hukum

Masalah terhadap masyarakat adat ini juga sebelumnya disorot oleh Mahfud MD dalam debat debat keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Mahfud mengeklaim ada 2.587 kasus tanah adat dari 10.000 pengaduan dalam rekapitulasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.

"Bahwa saat ini, di tahun 2024 ini, berdasarkan rekapitulasi yang dibuat oleh Kemenko Polhukam, dari 10.000 pengaduan itu 2.587 adalah kasus tanah adat," kata Mahfud.

Mahfud menyebut pihaknya akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menyelesaikan masalah tanah adat.

Banyaknya kasus tanah adat ini, menurutnya disebabkan oleh aturan yang sudah ada tidak dilaksanakan oleh aparat penegak hukum.

"Jadi ini memang masalah besar di negeri ini, ada orang yang mengatakan ada aturannya kan sudah ada tinggal dilaksanakan ndak semudah itu justru Ini aparatnya yang tidak mau melaksanakan aturan, akalnya banyak sekali," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

Nasional
Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

Nasional
Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

Nasional
Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

Nasional
Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

Nasional
Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

Nasional
TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

Nasional
Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

Nasional
Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com