Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Fahira Idris Sebut Sistem Ketahanan Bencana Perlu Direformasi, Ini Alasannya

Kompas.com - 17/01/2024, 19:32 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) Fahira Idris menyatakan perlunya reformasi dalam sistem ketahanan bencana.

Menurutnya, alasan pertama adalah untuk memperkuat sistem dan respons peringatan dini. Sementara alasan kedua adalah fokus pada kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana.

"Respons peringatan dini kita masih perlu diperkuat lagi agar lebih terpadu, dan tanggap darurat bencana harus terintegrasi dengan sistem ketahanan kesehatan masyarakat," ujar Fahira dalam siaran pers yang diterima Kompas.com pada Sabtu (30/12/2023).

Selain itu, lanjut dia, pengurangan risiko bencana harus menjadi prioritas nasional maupun daerah.

Semua lembaga terkait dengan bencana tidak hanya perlu bersatu padu, tetapi juga harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan inovasi agar siap menghadapi bencana di semua tingkatan.

Baca juga: Perempuan, Pengetahuan Adat, dan Ketahanan Pangan

Pernyataan tersebut disampaikan Fahira sebagai tanggapan terhadap pembahasan Debat Calon Presiden (Capres)-Calon Presiden (Cawapres) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang tidak memasukkan isu ketahanan bencana sebagai salah satu subtema.

Padahal, kata dia, Indonesia saat ini dan ke depan tidak hanya rawan terhadap berbagai jenis bencana alam, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, tanah longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan, tetapi juga sangat rentan terhadap berbagai ancaman bencana nonalam.

Fahira mencontohkan, seperti kebakaran hutan dan lahan yang disebabkan oleh manusia, kecelakaan transportasi, pencemaran lingkungan, serta epidemi dan wabah penyakit yang baru saja terjadi, yaitu pandemi Covid-19.

"Saya berharap dalam debat, semua cawapres memaparkan gagasannya soal reformasi sistem ketahanan bencana menuju Indonesia yang tangguh bencana," ujar Fahira Idris di Jakarta, Rabu.

Baca juga: 313 TPS di Karawang Rawan Bencana

Hal tersebut, lanjut dia, dikarenakan ketahanan bencana masih berkaitan dengan subtema pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup.

Menurut Fahira, isu tersebut sangat penting untuk dibahas, mengingat Indonesia tidak hanya rentan terhadap ancaman bencana alam, tetapi juga bencana non-alam, termasuk wabah penyakit.

“Bahkan, beban bencana bisa semakin besar mengingat krisis iklim yang telah menyebabkan kekeringan, kebakaran hutan, topan, atau badai telah melanda Indonesia,” jelas Fahira yang juga merupakan calon legislatif (caleg) DPD RI Daerah Pemilihan (Dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta pada Pemilu 2024 tersebut.

Frekuensi bencana alam di Indonesia

Pada kesempatan tersebut, Fahira mengatakan bahwa tingginya frekuensi bencana alam di Indonesia dapat diukur melalui data yang disajikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga: BNPB Siapkan 3 Skema Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Bandung

“Dalam rentang waktu 16 hari pada awal 2024 (1-16 Januari 2024), Indonesia telah mengalami 94 bencana hidrometeorologi, terutama banjir,” ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, BNPB juga mencatat bahwa secara rata-rata, terdapat 15 hingga 17 bencana alam setiap harinya yang melanda Indonesia sepanjang 2023.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com