Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Blak-blakan ke Ganjar, Harga Jual Gula Lebih Menguntungkan di Pabrik Swasta ketimbang Pemerintah

Kompas.com - 12/01/2024, 14:26 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com - Para petani tebu di daerah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, mengeluhkan harga jual gula yang berbeda antara pabrik gula swasta dan pemerintah.

Keluhan itu disampaikan pada calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat mengunjungi mereka, Jumat (12/1/2024).

Para petani mengatakan, harga jual tebu lebih tinggi dan menguntungkan jika mereka pergi ke pabrik gula swasta.

Pantauan Kompas.com, keluhan itu tidak serta-merta dikatakan oleh petani.

Petani itu mulanya ragu-ragu akan bercerita pada Ganjar karena takut ada pihak yang tersinggung akan ucapannya.

"Kami minta maaf, saya takut kalau nanti ada yang tersinggung," kata petani tersebut.

"Oh, jangan tersinggung ya," balas Ganjar.

Baca juga: Ganjar Sependapat dengan Kapolri Agar Presiden Selanjutnya Lanjutkan Estafet Kepemimpinan

Petani itu pun blak-blakan bercerita pengalamannya menjual gula hasil panen tebu lebih menguntungkan di pabrik swasta, ketimbang pabrik gula pemerintah.

Ganjar bertanya apa alasannya. Jawaban petani itu berkaitan soal efektivitas regulasi harga jual-beli gula.

"Ya kalau di sana (pabrik swasta), pabriknya efektif dan nyuwun sewu, tikusnya (pabrik pemerintah)," ungkap petani.

Ganjar berkelakar pada petani dengan bertanya apakah tikus yang dimaksud tikus hewan atau tikus dalam arti perilaku korup pekerja pabrik gula pemerintah.

Dialog Ganjar bersama petani tentang pabrik gula cukup sampai di situ.

Usai pertemuan, Ganjar menjelaskan lebih detail kepada wartawan terkait keluhan petani tebu.

Baca juga: Di Hadapan Petani Nganjuk, Ganjar: Kalau Impor, Perhatikan Dulu Produk Dalam Negeri

Menurut mantan Gubernur Jawa Tengah ini, apa yang disampaikan para petani tebu merupakan kritik kepada pemerintah.

"Ada catatan kritis dari mereka, 'Saya itu kalau jual ke PG atau pabrik gula swasta kok lebih bagus ya, Pak, harganya. Kalau di PG pemerintah kok mesti sulit," tuturnya.

Ganjar mengatakan bahwa petani menduga pabrik gula kepemilikan pemerintah terkesan kuno sehingga berpengaruh pada harga beli gula petani.

"Nah, bahkan ada julukannya tadi, 'Anu, Pak pabriknya (pemerintah) kuno'," celetuk Ganjar.

Mendengar kritikan itu, Ganjar berjanji akan melakukan revitalisasi pabrik-pabrik gula milik pemerintah yang dianggap sudah kuno.

Menurut dia, rencana untuk melakukan revitalisasi pabrik gula hingga kini belum dijalankan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com