Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPN Ganjar Sambangi Bawaslu, Minta Pengawasan Pemilu Lebih Proaktif

Kompas.com - 11/01/2024, 19:47 WIB
Vitorio Mantalean,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD menemui pimpinan Bawaslu RI untuk memberikan masukan terkait pengawasan Pemilu 2024.

Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis berharap pengawas pemilu lebih proaktif.

"Dalam beberapa hal kami melihat Bawaslu sedikit agak lambat dalam melakukan reaksi, tapi kami tidak menyangsikan niat mereka untuk melakukan sesuatu, untuk menanggapi laporan-laporan yang ada," kata Todung kepada wartawan, Kamis (11/1/2024).

Baca juga: Ganjar Ucap Narasi Perubahan, Cak Imin: Itu Baru Top, I Love Pak Ganjar

"Tadi kita sudah mengadakan pertemuan dengan Bawaslu dan pertemuannya sangat positif sangat konstruktif. Kita minta Bawaslu untuk lebih proaktif berperan dalam menjaga integritas pemilu dan pilpres," ujarnya.

Todung beralasan, ke depan, pelanggaran pemilu dan kampanye diprediksi akan semakin marak. Terlebih, kampanye akan lebih terbuka mulai 21 Januari 2024.

Baca juga: Ganjar-Mahfud Tawarkan Sejumlah Inovasi untuk Perbaiki Keamanan Nasional

TPN Ganjar-Mahfud berharap, Bawaslu bisa lebih mengefektifkan kinerja jajaran di daerah.

Ia menyinggung kasus pelanggaran netralitas kepala dan perangkat desa dalam acara dukungan terhadap calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, di Jakarta beberapa waktu lalu.

"Kita tidak bisa membiarkan Indonesia dengan pemilu dan pilpres yang tercederai banyak hal. Dunia akan menertawakan Indonesia kalau kita gagal menjaga integritas pemilu dan pilpres," tandas Todung.

Baca juga: Suara Ganjar dan Cak Imin Tanggapi Manuver Khofifah Dukung Prabowo-Gibran

Sementara itu, Wakil Deputi Tim Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Harry Yosodiningrat, mengungkit ketidakadilan pemilu dalam masa kampanye di lapangan karena adanya intimidasi-intimidasi.

"Bawaslu juga harus berani menindak karena ada sekelompok, saya sampaikan tadi, bahwa ada masyarakat tertentu yang merasa bangga, merasa gagah berani mengenakan uniform atau alat-alat peraga dari pasangan tertentu," kata dia.

"Tetapi ada juga yang tidak berani untuk memakai dari pasangan yang lain. Kenapa? Masih ada intimidasi, takut nanti dipersekusi dan sebagainya. Kita minta Bawaslu harus tegas," ujar Harry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Nasional
Kasus 'Ilegal Fishing' 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Kasus "Ilegal Fishing" 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Nasional
Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Nasional
Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Nasional
BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Nasional
Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Nasional
PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com