Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Ganjar-Mahfud Tawarkan Sejumlah Inovasi untuk Perbaiki Keamanan Nasional

Kompas.com - 11/01/2024, 16:58 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com - Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud), menawarkan sejumlah inovasi guna memperbaiki implementasi keamanan nasional.

Salah satu caranya dilakukan dengan perbaikan pengamanan dan pemolisian secara berkelanjutan. Implementasinya adalah lewat reformasi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), keadilan restoratif, penegasan kedaulatan digital, penegakan hukum laut terpadu, hingga pemastian kesejahteraan anggota dan keluarga bhayangkara.

Sebagaimana diketahui, Indonesia saat ini masih menghadapi gangguan keamanan nasional, salah satunya tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan kekerasan domestik yang utamanya menyerang anak-anak dan perempuan.

Dikutip dari rilis Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Kamis (11/1/2024), Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran Prof Muradi mengatakan bahwa terdapat 21.768 kasus kekerasan terhadap perempuan (PPA) yang diadukan kepada Polri selama 2023. Dari angka ini, hanya sekitar 8.008 kasus saja yang berhasil diselesaikan.

Baca juga: Lindungi Indonesia dari Konflik Antarnegara Adidaya, Ganjar-Mahfud Usung Gagasan Otonomi Strategis  

Di samping itu, Komnas Perempuan mencatat bahwa pada 2022, jumlah pengaduan kekerasan berbasis gender di lembaga pelayanan berada di angka 339.782," tutur Prof Muradi.

Selain itu, sebut dia, keterlibatan Polri dalam peristiwa kekerasan terbilang cukup tinggi. Selama satu tahun terakhir, KontraS mencatat 622 peristiwa kekerasan yang melibatkan anggota Polri.

Direktur Muda Pangkalan Data TPN Ganjar-Mahfud, Guntur Lebang mengatakan, kerentanan masyarakat di lingkup siber masih sangat tinggi. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat bahwa terdapat enam juta serangan yang berhasil menembus keamanan nasional dan merugikan masyarakat.

"Kasus-kasus tersebut merupakan permasalahan yang perlu diselesaikan dalam menjaga keamanan dan ketertiban nasional," tuturnya.

Baca juga: Puan Tegaskan Solid Menangkan Ganjar-Mahfud dan PDI-P pada Pemilu 2024

Ganjar-Mahfud berusaha mendorong reformasi Polri dengan membuat penguatan kelembagaan dan kebijakan pemolisian yang adaptif dan sensitif terhadap pelayanan publik.

Seperti yang diungkapkan Ganjar saat debat pada Minggu (7/1/2024), pembentukan Direktorat Baru untuk TPPO dan kekerasan domestik di setiap Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) ditujukan untuk mencegah dan memberikan rasa aman kepada seluruh masyarakat.

"Terutama perempuan dan anak-anak yang menjadi korban utama dalam kasus kejahatan ini," ujar Guntur.

Ia menilai, penguatan kelembagaan juga ditujukan dalam menangani kejahatan siber dengan Badan Siber Polri. Usulan tersebut berangkat dari penilaian bahwa 10 direktorat siber yang telah dibangun masih belum cukup untuk menangani kejahatan siber yang meresahkan masyarakat.

Baca juga: Khofifah Dukung Prabowo-Gibran, TPN Ganjar-Mahfud: Kontribusi Elite Dibutuhkan, tapi Bukan yang Utama

"Badan Siber Polri diharapkan dapat mengoordinasikan dan memastikan bahwa penegakan hukum siber dapat dilakukan dengan menghadirkan sumber daya manusia (SDM) yang ahli, serta respons yang cepat dalam memberantas ancaman kejahatan siber yang dinamis," jelasnya.

Pembangunan Badan Siber Polri merupakan jawaban Ganjar-Mahfud dalam menegakkan kedaulatan digital.

Selain itu, pemastian otonomi di ranah digital dibutuhkan untuk perlindungan segenap bangsa, baik melalui penjaminan hak-hak digital, serta proteksi terhadap kejahatan digital, seperti judi online dan penyebaran disinformasi yang kini marak terjadi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com