JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) J Kristiadi mengatakan, dalam setiap janji-janji atau pencitraan yang dijanjikan oleh setiap calon presiden (capres) itu pasti mengandung unsur penipuan.
Ia lantas mengingatkan bahwa politik merupakan tempat biasa terjadi dusta.
Hal tersebut disampaikan J Kristiadi dalam acara bertajuk "Ngobrol Etika Penyelenggara Pemilu Dengan Media" di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2023).
"Politik itu medan pensiasat. Jadi, yang namanya dusta itu tidak mungkin bisa dibebaskan dari pergaulan politik, misalnya pencitraan. Setiap pencitraan itu pasti ada unsur penipuan," ujar J Kristiadi.
"Misalnya pakai sabun, bisa jadi lebih cantik. Atau pakai sampo ini, rambut tidak bisa gundul. (Ternyata) tidak ada yang terjadi. Sama saja politisi seperti itu, sama," katanya lagi.
Baca juga: MK Bacakan Putusan “Gugatan Ulang” Usia Capres-Cawapres pada 29 November 2023
Kristiadi mengatakan, publik tidak boleh memandang orang-orang yang terjun ke dunia politik sebagai orang suci.
Ia pun menegaskan bahwa tidak ada orang yang suci dalam politik. Sebab, dalam dunia politik, semua saling adu siasat.
Kristiadi lantas mengungkit kenangan di tahun 2013. Saat itu, ia ditanya oleh anak-anak muda yang penasaran apakah mereka bisa terjun ke dunia politik, tapi tidak terlibat praktik korupsi dan politik uang.
"Anak muda nanya, 'Pak Kris, saya sudah bosan dengan senior-senior saya yang main politik uang. Apa resepnya agar kita-kita yang muda ini tidak terlibat dalam politik uang. Tidak terlibat dalam korupsi seperti itu'. Saya bilang, tidak bisa," kata Kristiadi.
Baca juga: Romo Magnis ke Ganjar: Politik Bukan untuk Menangkan Orang Kiri Kanan, tapi Memajukan Bangsa
Menurutnya, ketika seseorang masuk ke dunia politik, maka mereka akan dikelilingi oleh perbuatan yang tidak terpuji.
Ia lantas mengibaratkan dengan selokan yang penuh comberan yang airnya kotor dan amis.
"Anda tidak mungkin bebas dari situ. Tapi, di mana moralitasnya? Moralitasnya adalah meskipun anda masuk dalam wilayah penuh comberan penuh kotoran, tapi Anda tidak boleh manfaatkan situasi itu untuk memandikan diri dengan air kotor itu," ujarnya.
Oleh karena itu, Kristiadi mengingatkan bahwa perlu batasan ketika terjun di dunia politik.
"Jadi jangan harap politik itu bisa jadi lembaga seperti lembaganya orang mau jadi orang suci," kata J Kristiadi.
Baca juga: Anak Muda Diharapkan Melek Politik Jelang Pemilu 2024
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.