Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singgung soal Angka Bunuh Diri, Cak Imin: Diakibatkan Tekanan Sosial, Ekonomi, dan Politik

Kompas.com - 23/11/2023, 07:33 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berbicara soal gangguan mental yang berkaitan dengan kejadian bunuh diri di Indonesia pada tahun ini.

Menurut Cak Imin, jumlah kejadian bunuh diri di Tanah Air sudah mendekati 1.000 kasus..

"Akhir-akhir ini penyakit-penyakit ringan di bangsa ini bertambah. Selain flu, pilek, batuk, maag, ada satu lagi, gangguan mental. Gangguan mental menjadi fenomena baru yang merata di seluruh Tanah Air kita," kata Cak Imin dalam acara Gagas RI yang disiarkan Kompas TV pada Rabu (22/11/2023) malam.

"Dari sebuah fakta yang kita bisa lihat, di tahun ini saja angka bunuh diri sudah sampai pada level jumlah 970-an orang melakukan bunuh diri. Gangguan mental ini bukan sakit jiwa, gangguan mental ini diakibatkan berbagai tekanan sosial, ekonomi dan politik," ujarnya lagi.

Baca juga: Cak Imin Sebut Tak Ada Komunikasi dengan Hasto soal Tekanan Jelang Pilpres

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini lantas menyebutkan bahwa tekanan tersebut bisa saja dihadapi oleh individu, keluarga maupun masyarakat.

Oleh karena itu, ia mengatakan, negara perlu hadir untuk menjaga warganya agar daya tahan dan mentalnya menjadi tangguh dan kuat.

Cak Imin kemudian menjelaskan soal kondisi kesulitan ekonomi, yang menjadi penyebab tekanan.

Menurutnya, kesulitan ekonomi bisa terjadi karena pendapatan yang rendah. Sehingga pemenuhan kebutuhan pendidikan maupun konsumsi sehari-hari masyarakat menjadi terbatas.

"Kalau (yang) bekerja, berpikir di akhir bulan mengakhiri konsumsi kebutuhannya dengan mie instan dan seterusnya," kata Cak Imin.

Baca juga: Bicara soal Kesulitan Ekonomi, Cak Imin Singgung Kebiasaan Rakyat Makan Mi Instan di Akhir Bulan

Wakil Ketua DPR RI ini juga menyebut bahwa kesulitan ekonomi bisa mendorong individu terjerat perjudian online.

Pasalnya, individu tersebut telah kehilangan harapan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Salah satu yang kita hadapi adalah contoh penyebabnya, hari ini adalah kita lihat tidak kurang dari 2,7 juta warga terjerat judi online dan stres akibat terlibat judi online setiap hari," ujarnya.

"(Terjerat judi online) Akibat kesulitan ekonomi, akibat hilangnya harapan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup seluruh masyarakat bangsa ini," kata Cak Imin lagi.

Atas dasar itu, Cak Imin menyimpulkan Indonesia harus mulai memikirkan perubahan cara berpikir dan bekerja agar nasib Indonesia berubah menjadi lebih adil, makmur, dan sejahtera.

Baca juga: Cak Imin Sebut Dukungan untuk Pasangan Anies-Muhaimin Terus Meningkat

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com