Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Baliho Ganjar Terjadi Lagi, Politikus PDI-P Duga Ada Oknum Aparat yang "Overacting"

Kompas.com - 14/11/2023, 13:15 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI-P Aria Bima menduga ada sejumlah oknum aparat yang bertindak di luar batas dengan menurunkan baliho bergambar calon presiden (capres) PDI-P Ganjar Pranowo.

Terkini, diketahui baliho bergambar Ganjar dicopot di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Kejadian itu pun memicu protes dari para pemimpin partai politik (parpol) yang mengusung Ganjar-Mahfud di Pematang Siantar kepada pihak pemerintah kota (Pemkot).

"Ini yang mungkin disinggung ada oknum aparat, saya tidak katakan oknum aparat secara keseluruhan, ada oknum-oknum aparat yang overacting," kata Aria Bima ditemui di Media Center Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara 19, Jakarta Pusat, Senin (13/11/2023) malam.

"Satu pihak difasilitasi dipasang di mana-mana, satu pihak ada yang masang satu dua baliho saja digulung atau dicopot," ujarnya lagi.

Baca juga: Baliho Ganjar-Mahfud Dicopot, DPP PDI-P: Kalau Adil Baliho Capres-Caleg Manapun Juga Diturunkan

Aria Bima lantas mengaku heran mengapa penurunan baliho atau spanduk itu seolah dikerjakan sepihak.

Padahal, menurutnya, jika ada kesalahan atau pelanggaran maka bisa saja dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atau tim kampanye pendukungnya.

Ia mengatakan, penurunan baliho sepihak itu dikhawatirkan menimbulkan ketidaksukaan publik pada aparat.

"Kalau ada kesalahan atau ketidakberesan pemasangan, tentunya ada proses penindakan, apa ke Bawaslu atau pada tim kampanyenya, yang lebih teduh, yang tidak memunculkan keberingasan masyarakat yang merasa simbol pilpresnya atau simbol partainya diturunkan," kata Aria Bima.

Baca juga: Baliho Bacapres di Pematang Siantar Dicopot, Satpol PP: Untuk yang Tidak Sesuai Aturan

Kemudian, Aria Bima meminta kesediaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mengawal penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 agar peristiwa serupa tak terjadi lagi.

Menurutnya, hal itu sudah menjadi tugas atau bahkan tanggung jawab Jokowi sebagai Presiden.

"Ini yang diingatkan oleh Ibu (Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri) tidak bermaksud kemudian semakin buat keruh, tapi Ibu mengingatkan ada kecenderungan hati-hati kepada netralitas yang akhir-akhir ini kok cenderung mulai tidak terlihat, jangan seperti zaman Orde Baru," katanya.

Diberitakan sebelumnya, pencopotan poster atau baliho bergambar Ganjar Pranowo terjadi ketika mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu menemui para pendukungnya di Pematang Siantar, Sumatera Utara (Sumut), pada Sabtu, 11 November 2023.

Kejadian itu pun memicu protes dari para pemimpin partai politik (parpol) yang mengusung pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar-Mahfud di Pematang Siantar kepada pihak Pemkot.

Baca juga: Marak Baliho Capres Dicopot, Lukman Hakim: Kami Berharap Bukan Kebijakan Institusional

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pematang Siantar Pariaman Silaen mengatakan, pihaknya melakukan penertiban atribut dan alat peraga kampanye (APK) yang melanggar ketentuan dan tidak akan tebang pilih atau diskriminatif.

Ia menegaskan, Satpol PP melakukan penertiban APK yang berada di fasilitas umum, seperti di depan sekolah, kantor-kantor pemerintah, dan rumah sakit umum.

"Penertiban dilakukan secara keseluruhan untuk yang tidak sesuai ketentuan, terkhusus di zona rumah ibadah, instansi pemerintahan, dan pendidikan," ujarnya saat melakukan penertiban APK di Pematang Siantar, Senin (13/11/2023).

Ia juga mengatakan, penertiban seluruh tanda gambar peserta Pemilu 2024 dilakukan di fasilitas umum inti kota yang berpotensi mengganggu estetika, kebersihan, dan keamanan.

“Penertiban ini sesuai dengan tugas kami dan tanpa intervensi dari pihak mana pun. Selain itu, kami melakukan penertiban tanpa pilih bulu," katanya dalam siaran pers.

Untuk itu, Pariaman membantah kabar terkait adanya pencopotan APK yang hanya dilakukan kepada satu bakal calon presiden (bacapres) tertentu.

Baca juga: Baliho Bacapres di Pematang Siantar Dicopot, Satpol PP: Untuk yang Tidak Sesuai Aturan

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

KPK Geledah Kantor PT Telkom dan 6 Rumah, Amankan Dokumen dan Alat Elektronik

Nasional
Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Pembukaan Rakernas Ke-5 PDI-P Akan Diikuti 4.858 Peserta

Nasional
KPK Gelar 'Roadshow' Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

KPK Gelar "Roadshow" Keliling Jawa, Ajak Publik Tolak Politik Uang

Nasional
Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang 'Insya Allah' Gabung Golkar, Mekeng: 'Nothing Special'

Bobby ke Gerindra padahal Sempat Bilang "Insya Allah" Gabung Golkar, Mekeng: "Nothing Special"

Nasional
PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

PPP Disebut Tak Bisa Lolos Parlemen, Mardiono: Ketua KPU Bukan Pengganti Tuhan

Nasional
Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Soal Dapat Jatah 4 Kursi Menteri, Ketum PAN: Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Galang Dukungan di Forum Parlemen WWF Ke-10, DPR Minta Israel Jangan Jadikan Air Sebagai Senjata Konflik

Nasional
Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Alasan PDI-P Tak Undang Jokowi Saat Rakernas: Yang Diundang yang Punya Spirit Demokrasi Hukum

Nasional
Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

Nasional
JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com