JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Anang Achmad Latif mengaku salah dalam menilai sosok eks Menteri Kominfo (Menkominfo) Johnny G Plate.
Hal itu disampaikan dalam nota pembelaan atau pleidoi pribadi kasus dugaan korupsi proyek penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastuktur pendukung 1, 2, 3, 4, dan 5 yang menjerat Anang Latif.
Dalam nota pembelaannya, Anang menuturkan, dirinya mengharapkan Johnny Plate menjadi pemimpin yang bijaksana untuk anak buahnya dalam berbagai persoalan. Namun, eks Dirut Bakti Kominfo ini menyebut Johnny Plate justru bersikap layaknya seorang pengecut dalam kasus BTS 4G yang sama-sama menjerat mereka.
Baca juga: Hari Ini, Johnny Plate dkk Sampaikan Nota Pembelaan Kasus BTS 4G
"Pengalaman saya bekerja dengan Pak Johnny G Plate dan dalam berkasus sekarang ini, saya akui bahwa saya salah menilai beliau selama ini," kata Anang Latif dalam sidang di PN Tipikor Jakarta, Rabu (1/11/2023).
"Beliau yang saya harapkan bisa sebagai pemimpin yang mengayomi dan bertanggung jawab kepada anak buah, tapi dalam kasus ini ternyata terbukti beliau hanyalah seorang baik namun pengecut!" lanjut eks Dirut Bakti Kominfo itu.
Anang Latif menyebut, Johnny Plate seakan-akan tidak merasa bersalah dalam kasus dugaan korupsi proyek BTS 4G.
Dalam perkara ini, Anang melihat Johnny melimpahkan seluruh kesalahan proyek strategis nasional ini kepada dirinya selaku Dirut Bakti Kominfo.
"Berlindung seoralah-olah tanpa salah, apa yang terjadi ketika eksekusi di lapangan menjadi sepenuhnya tanggung jawab saya menurut pengakuan beliau,” kata Anang Latif.
“Saya hanya bisa terdiam mendengarkan argumen-argumen yang beliau sampaikan untuk membela diri," imbuhnya.
Dalam nota pembelaan ini, Anang Latif menyinggung sosok Johnny Plate yang merupakan seorang politisi ulung. Oleh sebab itu, ia bakal menghadapi persoalan yang menjeratnya dengan sebuah kebenaran.
Baca juga: Ketika Tuntutan Johnny Plate Lebih Ringan dari Anak Buahnya...
"Saya akui beliau seorang politisi ulung. Mungkin adalah kesalahan besar saya tidak mengungkap seluruh kebenaran yang ada, karena semata-mata hati nurani saya terbentur dengan pikiran saya, apakah akan menjadikan lebih bermanfaat atau bahkan mendapatkan mudarat,” kata Anang Latif.
“Namun akhirnya saya sudah memutuskan bahwa saya tidak ingin melakukan sesuatu yang akan saya sesali seumur hidup,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.